Kamis 18 Feb 2016 14:30 WIB

Kenali Faktor-Faktor Pemicu Seseorang Menjadi LGBT

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Karta Raharja Ucu
Komunitas LGBT menggelar aksi di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (17/5).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Komunitas LGBT menggelar aksi di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (17/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Azka Empowering Center, Mohamd Soleh mengatakan, perilaku lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) didorong berbagai faktor. Munculnya perilaku LGBT dapat dikarenakan gen, perilaku kekerasan trauma dan syaraf neuron yang bermasalah.

"Ketika seorang anak perempuan melihat ayahnya melakukan kekerasan terhadap ibunya, kakaknya juga menganggu dia sejak kecil dan pasangan laki-laki menyakitinya, dan ini terus menerus dilakukan, maka akan timbul rasa tidak suka terhadap lawan jenisnya," ujar dia saat Forum Diskusi Merangkul Korban LGBT, Menolak Legalisasi LGBT, Menggagas Gerakan #Menjaga Fitrah di Kantor Harian Republika, Kamis (18/2).

Ketika masalah kekerasan tersebut tidak dapat diselesaikan, maka anak perempuan tersebut dapat menjadi calon LGBT. Kedua, terbentuknya perilaku LGBT bisa dikarenakan iseng-iseng.

Ketiga, mereka sejak kecil nyaman tidur dengan saudaranya yang sesama jenis. Saat tidur mereka berada pada posisi gelombang teta, posisi ini adalah paling mudah menerima segala hal paling optimal.

Sehingga plastisitas otak mereka akan terbentuk, mereka lebih merasa nyaman dengan sesama jenis. Mereka seperti jejak kaki yang terus menerus dijejakkan maka perasaan tersebut akan semakin mendalam.

"Hanya tiga kali saja pengalaman itu terbentuk di dalam neuronnya maka perilaku mereka dapat dibenarkan," jelas dia.

Sehingga sangat berbahaya ketika satu komunitas meyakinkan mereka bahwa perasaan nyaman dan senang terhadap sesama jenis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement