Kamis 18 Feb 2016 11:38 WIB

SBY Merasa Masih Sering Dijadikan Kambing Hitam

Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Foto: SBY
Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, dia masih sering dikambinghitamkan atas masalah-masalah yang terjadi saat ini. Selain itu, menurutnya, pemerintahan juga sering disalahkan oleh pihak yang tengah berkuasa.

"Berbagai masalah yang sekarang muncul dikatakan warisan pemerintahan SBY. Atau semuanya akibat kesalahan pemerintahan SBY," tulis SBY dalam akun Twitter-nya, @SBYudhoyono, Kamis (18/2).

SBY mengatakan, sikap dan pernyataan yang menyalahkan dirinya bukan hanya datang dari pihak yang tengah berkuasa, melainkan juga dari orang-orang yang dulu pernah bertugas bersamanya di pemerintahan.

Ketua Umum Partai Demokrat itu melanjutkan, kepada orang-orang yang pernah bekerja bersamanya dalam pemerintah, tapi kini menjadi sasaran dan menjadi kambing hitam, ia pun meminta mereka untuk bersabar.

"Saya harap yang dulu pernah bertugas bersama saya agar sabar. Jika dulu (10 tahun) kita bisa bersabar, insya Allah sekarang pun bisa," katanya.

Menurutnya, dengan segala kekurangan dan persoalan yang berat dan kompleks, ia bersama semua orang dalam pemerintah saat itu telah bekerja dengan serius.

"Bagi yang ingin terus salahkan pemerintahan yangg lalu, alamatkan saja kepada saya (SBY). Saya pemimpin dan saya bertanggung jawab. Bagi teman-teman yang dilukai hatinya dan para konstituen saya, tetaplah sabar. Mari beri kesempatan pemerintah untuk bikin negara kita hebat," tulisnya lagi.

Meski begitu, SBY tidak menuliskan siapa orang-orang dalam pemerintahan Jokowi-JK yang selalu menjadikan dirinya sebagai kambing hitam. Kicauan dari SBY ini pun mengundang reaksi dari netizen.

Melalui tagar #Pak SBY, pengguna Twitter mengomentari curhat dari SBY. Banyak pengguna Twitter yang menanggapi positif kicauan SBY, tapi banyak juga yang menyindir dan menanggapi negatif hal tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement