Senin 15 Feb 2016 16:35 WIB

Empat Pembahasan antara PAN dengan Muhammadiyah

Rep: C23/ Red: Achmad Syalaby
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kanan) bersama Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir memberikan penjelasan kepada wartawan usai acara pertemuan di Jakarta, Senin (15/2).
Foto: Republika/ Darmawan
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kanan) bersama Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir memberikan penjelasan kepada wartawan usai acara pertemuan di Jakarta, Senin (15/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Amanat Nasional (PAN) melakukan kunjungan ke PP Muhammadiyah. Rombongan PAN dipimpin oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan diterima Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir.

Ditemui usai pertemuan, Haedar Nasir menjelaskan sejumlah poin pembahasan PAN dengan Muhammadiyah, dengan poin pertama pembahasan tentang keadilan. Menurut Haedar, perbaikan ekonomi Indonesia membutuhkan langkah dan sikap dari pemimpin yang peduli kepada masyarakat.

"Kesenjangan sosial yang ada merupakan hasil dari tidak tegaknya keadilan di Indonesia," kata Haedar, Senin (15/2).

Selanjutnya, poin pembahasan kedua merupakan tentang pilar kehidupan bangsa. Haedar meminta semua elemen manjadikan Pancasila sebagai nilai dasar. Ia berharap Pancasila tidak sekadar dijadikan sebagai rujukan, melainkan sebagai nilai-nilai pedoman untuk berbangsa dan bernegara.

Poin ketiga merupakan pembahasan tentang sumber daya manusia, yang dimaksudkan agar orang Indonesia mampu tumbuh dan memiliki daya saing yang tinggi. Haedar menjelaskan, Muhammadiyah yang unggul soal pendidikan akan senantiasa bersinergi dengan PAN yang menjadi bagian dari pemerintahan dalam pengembangan.

Terakhir, PAN dan Muhammadiyah membahas tentang keunggulan Indonesia dalam aspek pluralisme dan sumber daya manusia. Haedar meminta agar keunggulan itu dapat dikembangkan secara kolektif, lintas partai dan lintas ormas demi menjadikan Indonesia adil dan makmur.

Sementara, Zulkifli Hasan menambahkan sinergi antara PAN dengan Muhammadiyah ke depan akan dilakukan secara rutin. Menurut Zulkifli, sinergi penting dilakukan lantaran cukup banyak masalah yang dihadapi, sekaligus persiapan menyambut pasar bebas Asean."Pertemuan nanti akan dibuat rutin bulanan, karena kita sudah memasuki era MEA dan bukan lagi akan," ucap Zuifli. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement