REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) bernama Wijianto berjalan kaki keliling Indonesia untuk melakukan kampanye pencegahan terhadap penularan HIV/AIDS dan menyadarkan masyarakat untuk tidak menjauhi penderita virus mematikan itu.
"Saya melakukan ekspedisi keliling Indonesia dengan tujuan berkampanye tentang mencegah tertularnya HIV/AIDS dan menyadarkan masyarakat terhadap stigma ODHA yang selalu mendapat perlakuan diskriminasi," katanya saat singgah di kawasan Gunung Gumitir, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember.
Pria kelahiran Kabupaten Nganjuk itu membawa sebuah bendera merah putih dengan tas di punggungnya menempel sebuah poster bertuliskan "Langkah Kaki Jelajah Negeri. Cegah Penularan HIV, Dukung Orang yang Terinfeksi" dan tiba di Kabupaten Jember pada Rabu (10/2) untuk melanjutkan perjalanannya ke Kabupaten Banyuwangi.
"Selama di Jember, saya bertemu Asisten 2 Pemkab Jember M. Thamrin dan sejumlah komunitas yang peduli terhadap ODHA dan mendukung gerakan pencegahan penularan HIV/IADS," tuturnya.
Ekspedisi keliling Indonesia dengan berjalan kaki yang dilakukan Wijianto dimulai sejak 7 November 2015 yang kebetulan bertepatan dengan tanggal lahirnya dan mengambil start di kota tempat dia tinggal, yakni di Jakarta.
"Saya juga memberikan motivasi kepada kelompok ODHA di daerah yang saya singgahi selama perjalanan karena berstatus sebagai ODHA bukan akhir dari kehidupan," papar ayah satu anak itu.
Pria yang positif terjangkit HIV/AIDS pada 2011 itu ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) tidak selamanya harus berbaring lemas dan menunggu kematian.
"Banyak opini masyarakat berkembang bahwa pengidap HIV/AIDS itu lemah. Stigma itu yang ingin saya hilangkan dan kami juga bukan orang yang berbahaya, sehingga jangan dijauhi," katanya.
Dalam setiap kesempatan memberikan testimoni melalui sejumlah forum, Wijianto dengan semangat mengampanyekan bahaya HIV/AIDS kepada generasi penerus bangsa seperti pelajar dan mahasiswa.
"Mudah-mudahan ekspedisi perjuangan saya untuk mengampanyekan bahaya HIV/AIDS tidak sia-sia dan masyarakat semakin sadar bahwa ODHA tidak perlu dikucilkan," ujarnya.