REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Seorang pasien penderita difteri asal Kabupaten Indramayu, Lusiana, dibujuk untuk kembali ke rumah sakit dengan melibatkan pihak di luar medis. Orang tua Lusiana yang semula menolak anaknya dibawa ke rumah sakit, akhirnya membolehkan putrinya dirawat di RSUD Indramayu, setelah dibujuk dengan melibatkan camat dan kapolsek setempat.
Lusiana, warga RT 09 RW 02 Blok Wetan, Desa Kedokan Agung, Kecamatan Kedokan Bunder, Kabupaten Indramayu, semula menjalani perawatan di RSUD Gunung Jati Cirebon. Namun, pada Sabtu (6/2) siang, orang tuanya membawa Lusiana pulang paksa meski pihak rumah sakit belum mengizinkan.
Mengetahui ada pasien difteri pulang paksa dari rumah sakit, kepala Puskesmas Kedokan Bunder bersama kepala desa setempat langsung mendatangi rumah Lusiana. Mereka membujuk agar pasien kembali dirawat di rumah sakit. Namun, orang tua Lusiana bersikukuh menolak anaknya dibawa lagi ke rumah sakit.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi menyatakan, proses untuk membujuk orang tua Lusiana akhirnya melibatkan camat dan kapolsek setempat. Upaya tersebut bahkan dilakukan hingga Sabtu (6/2) pukul 22.00 WIB.
Penderita difteri memang diharuskan mendapat perawatan intensif. Bahkan, penderitanya harus diisolasi karena difteri sangat mudah menular dan menimbulkan wabah di masyarakat. "Akhirnya orang tua Lusiana bersedia membawa anak mereka untuk dirawat di RSUD Indramayu Ahad (7/2) siang," ujar Dedi, kepada Republika.co.id, Senin (8/2).
(Baca Juga: Tiga Warga Cirebon Meninggal Terserang Difteri).
Dedi menambahkan, penyakit difteri sebelumnya tidak pernah ditemukan di Kabupaten Indramayu. Karenanya, kasus tersebut sebenarnya bisa masuk kategori kejadian luar biasa (KLB). Namun untuk penetapan KLB, dia mengayakan akan melaporkan hal itu dulu kepada bupati.
Dirut RSUD Indramayu, Deden Boni Koswara, membenarkan pasien difteri tersebut kini mendapat penanganan intensif di RSUD Indramayu. "Pasien dirawat di ruang isolasi," kata Deden.
Seperti diketahui, serangan difteri pertama kali diketahui diderita oleh empat warga yang masih satu keluarga asal Blok Puhun, Desa Sampih, Kecamatan Susukan Lebak, Kabupaten Cirebon, akhir Desember 2015. Dari empat orang itu, tiga di antaranya meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan di RSUD Gunung Jati Cirebon.
Kini, difteri telah menyerang belasan warga lainnya, termasuk warga Kabupaten Majalengka. Bahkan, seorang pasien difteri asal Kabupaten Majalengka juga meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSUD Gunung Jati Cirebon, Sabtu (6/2). Dengan demikian, peyakit difteri telah menewaskan empat orang.