REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang telah dilaksanakan Groundbreaking-nya oleh Presiden Joko Widodo terus menuai kritik dan perdebatan.
Dalam diskusi publik 'Stop Rencana Pembangunan KA Cepat Jakarta-Bandung' di gedung DPR, Selasa (2/2), dipaparkan permasalahan yang mengancam bangsa ini di proyek tersebut. ('Siapa Rini Soemarno Sampai Jokowi Bertekuk Lutut?').
Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS), Marwan Batubara mengatakan jika proyek kereta api cepat ini ternyata benar-benar gagal dalam target capaiannya, maka kredibilitas bangsa Indonesia dipertaruhkan.
"Proyek ini mempertaruhkan kredibilitas bangsa. Banyak permasalahan yang belum diselesaikan, tapi terburu-buru untuk dimulai. Karena itu kita meminta pemerintah kaji ulang atau dihentikan," kata dia.
Menurut Marwan, banyak alasan untuk menghentikan proyek kereta api cepat ini. Bahkan, proyek ini tidak sesuai visi dan misi nawacita. Di antaranya pembahasan yang tidak komprehensif, Amdal yang dipaksakan, penggelembungan biaya, dan rawan dimanfaatkan pihak pengembang.
Ia juga menilai dari kajian yang ada bahwa pemerintah melanggar prinsip kehati-hatian. Selain itu, jalur yang diambil ternyata rawan gempa dan bencana. "Karena itu sudah sepantasnya project ini di-stop aja," ujar dia.