REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Misteri sianida yang dimasukkan dalam kopi Vietnam hingga saat ini belum terungkap. Bahkan, pihak kepolisian enggan menjawab perihal keberadaan bungkus sianida selain yang ditemukan oleh ahli Forensik Mabes Polri yang diteliti di kopi Vietnam dan sample lambung dan hati Mirna.
Menurut Toksikolog Universitas Indonesia (UI), Budiawan, sianida yang digunakan tersangka berbetuk serbuk. Sebab, sianida serbuk tidak begitu mencurigakan dan mudah dibawa.
"Sianida dalam bentuk cair sulit dalam pengemasan, bahkan harus dikemas khusus dan baunya itu menyengat," kata Budiawan saat dihubungi Republika.co.id, Senin (1/2). (Polisi Periksa Saudara Kembar Mirna).
Menurut dia, pelaku hanya perlu menaburkan lalu mengaduknya cepat, maka sianida tersebut sudah bercampur dengan kopi. Karena, sianida merupakan senyawa yang mudah larut mirip garam. Selain itu, sianida juga senyawa kimia yang tidak mengubah warna kopi setelah dicampurkan.
"Berat jenisnya hampir sama dengan garam dan mudah larut, apalagi kalau menggunakan air panas. Serbuk seberat itu, pelaku pasti butuh usaha lebih mempercepat proses pelarutan," kata Budi.
Sebelumnya, sempat disampaikan oleh Komisioner Kompolnas Edi Saputra Hasibuan, bahwa dia melihat dalam CCTV ada gerakan yang mencurigakan yang dilakukan oleh Jessica. Gerakan tersebut yaitu Jessica yang memindahkan gelas berisi kopi Vietnam sebanyak dua kali.
Jessica memindahkan gelas yang awalnya diletakkan oleh pramusaji. Gelas diangkat dibawa ke hadapannya. Namun karena terhalang paper bag, selanjutnya apa yang terjadi pada kopi di dalam gelas tersebut tidak diketahui. Kemudian, Jessica kembali memindahkan gelas tersebut ke tempat di mana Mirna akan duduk.
Kemudian, Mirna dan Hani datang segera menuju di mana Jessica duduk. Tak berapa lama, Mirna langsung menyeruput kopi yang sudah tersedia untuknya. "Mirna sempat bilang rasa kopinya tidak enak," kata Edi usai menyaksikan kamera CCTV peristiwa di dalam Kafe Olivier yang ditunjukkan Polisi.
Hanya dalam hitungan dua menit, kata dia, Mirna langsung kejang-kejang dan mengeluarkan busa dari mulutnya. Kemudian, Hani langsung mengambil tisu dan mengelap mulut Mirna. Bahkan, para pelayan bahkan manager kafe pun datang membantu pelanggannya.
Selanjutnya, Mirna dibawa ke klinik Grand Indonesia dan selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Abdi Waluyo. Namun nyawa Mirna tak terselamatkan.