Senin 01 Feb 2016 16:34 WIB

Inflasi Jakarta Naik pada Januari 2016

Rep: c18/ Red: Karta Raharja Ucu
Inflasi
Inflasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kenaikan harga sejumlah bahan makanan membuat inflasi DKI Jakarta pada Januari 2016 naik 0,24 persen.

"Daging dan bumbu masak ini menjadi penyumbang inflasi terbesar di DKI," kata ketua Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Syech Suhaimi di Jakarta, Senin (1/2).

Berdasarkan catatan BPS, komoditas bumbu-bumbuan mengalami perubahan inflasi hingga 7,49 persen dibandingkan Desember 2015 kemarin. Secara keseluruhan, komoditas ini menyumbang 0,10 dari total angka inflasi di Jakarta per Januari.

Komoditas pangan lain yang juga mengalami kenaikan ikan yang diawetkan serta daging. Masing-masing mengalami kenaikan sebesar 2,22 persen dan 2,72 persen.

"Secara nyata di lapangan kenaikan harga tinggi. Malah katanya 4-5 hari ke depan harga daging tidak bisa dikendalikan," kata Syech.

BPS mencatat enam kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi. Yakni bahan makanan (1,8 persen), perumahan, air, listrik dan bahan bakar (0,33 persen), dan sandang (0,28 persen). Inflasi juga terjadi dalam sektor lain semisal makanan jadi, minuman dan tembakau (0,27 persen), kesehatan (0,24 persen), pendidikan, rekreasi dan olahraga (0,08 persen), serta transportasi, komunikasi dan jasa keuangan (0,91 persen).

Sementara, nilai ekspor melalui Jakarta pada Desember 2015 meningkat 3,13 persen dari nilai ekspor bulan sebelumnya. Nilai ekspor per Desember yang melalui Jakarta sebesar 3,72 miliar dolar AS.

Nilai Impor melalui jakarta per Desember 2015 meningkat 0,52 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Nilai impor Desember 6,04 miliar dolar AS meningkat dari November yang berjumlah 6,02 miliar dolar AS.

Penurunan terjadi pada sektor pariwisata. Selama desember 2015 kunjumgan wisatawan mancanegara berkurang hingga 16,27 persen. Angka tersebut juga lebih rendah 4,84 persen dibandkngkan pada 2014 di periode waktu yang sama.

Hal tersebut berimbas pada Tingkat penghunian kamar hotel berbintang (TPK). Tingkat hunian tersebut berkurang 61,08 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Padahal, TKP Indonesia pada bulan yang sama meningkat 57,25 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement