REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- KPK menyayangkan kasus dugaan penganiayaan berat terhadap pelaku pencurian sarang burung walet di Bengkulu pada 2004 yang melibatkan dua penyidik KPK Novel Baswedan dan Yuri Siahaan berlanjut ke persidangan.
"Ini kami sayangkan, tiba-tiba kami dapat info sore ini," kata Wakil Ketua KPK Laode M Syarif di Jakarta, Jumat.
Pada hari ini Novel Baswedan menerima bukti pelimpahan ke Pengadilan Negeri Bengkulu berikut surat dakwaan dari Kejaksaan Negeri Bengkulu atas nama Novel Baswedan bersama-sama dengan Yuri Siahaan yang juga merupakan penyidik KPK dalam kasus dugaan penaniayaan berat terhadap pelaku pencurian sarang burung walet di Bengkulu pada 2004.
"Kami akan bicarakan Senin (1/2) pagi tentang pilihan-pilihan yang akan dilakukan KPK dalam pendampingan Novel Baswedan," tambah Laode.
Laode menyatakan belum dapat memutuskan apakah pimpinan KPK tetap akan membolehkan Novel menghadiri persidangan didampingi Tim Biro Hukum KPK atu langsung meminta Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan (SKPP) ke Kejaksaan.
"Kami tidak memprediksi kasus ini tetap berlanjut ke persidangan," ungkap Laode.
Menurut Laode, bercermin pada kasus Novel, KPK juga akan mengawal lebih ketat perkembangan kasus yang melibatkan mantan pimpinan KPK Bambang Widjojanto dan Abraham Samad.
"Kami akan kawal lebih ketat (terkait kasus Abraham Samad dan Bambang Widjojanto)," tambah Laode.
Jaksa Agung Prasetyo dalam Rapat Dengar Pendapat di Gedung DPR pun masih mempertimbangkan sikap dalam kasus BW sudah yang sudah P21 (lengkap), Prasetyo mengatakan berkas itu tetap harus diteliti agar tidak ada kesalahan.
Novel diduga melakukan tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan luka berat dan atau seseorang pejabat yang dalam suatu perkara pidana menggunakan sarana paksaan, baik untuk memeras pengakuan maupun untuk mendapat keterangan, di Pantai Panjang Ujung Kota Bengkulu tanggal 18 Februari 2004. Ia dituduh pernah melakukan penembakan yang menyebabkan tewasnya seseorang pada 2004.
Pada Februari 2004, Polres Bengkulu menangkap enam pencuri sarang walet, setelah dibawa ke kantor polisi dan diinterogasi di pantai, keenamnya ditembak sehingga satu orang tewas.
Novel yang saat itu berpangkat inspektur satu (Iptu) dan menjabat Kasat Reskrim Polres Bengkulu dianggap melakukan langsung penembakan tersebut.