Jumat 29 Jan 2016 04:00 WIB

Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dinilai Berdampak Positif Bagi UKM

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Winda Destiana Putri
Aktivitas pekerja pembangunan jalur Kereta Api cepat Jakarta-Bandung, di lokasi ground breaking di daerah Ciwalini, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (21/1).
Foto: Republika/Arie Lukihardianti
Aktivitas pekerja pembangunan jalur Kereta Api cepat Jakarta-Bandung, di lokasi ground breaking di daerah Ciwalini, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (21/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dinilai sangat positif bagi pertumbuhan sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

Salah satunya bisa tercermin dengan semakin tumbuhnya usaha yang berkaitan dengan kuliner di wilayah Bandung.

Waktu tempuh yang jauh lebih singkat disinyalir akan meningkatkan gairah warga dari Jakarta berkunjung ke Bandung atau sebaliknya, baik untuk kepentingan bisnis ataupun rekreasi.

"Imbasnya industri hotel, restoran, dan kafe yang banyak dikelola perusahaan UKM akan semakin bergairah," kata founder Indosterling Capital William Henley di Jakarta, Kamis (28/1).

Menurut dia, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini menjadi hal sangat strategis untuk mendorong terjadinya pemerataan pertumbuhan ekonomi, khususnya yang tersebar di wilayah Jawa Barat. Dengan hadirnya kereta api cepat ini, konsumen bisa menikmati harga yang lebih kompetitif dan pengusaha bisa lebih cepat dalam mengirimkan barang.

"Dampak positif lainnya, tumbuhnya sentra-sentra ekonomi baru di sepanjang jalur yang dilalui," ujarnya.

Kereta api cepat Jakarta-Bandung nantinya menghubungkan empat stasiun yakni Halim, Karawang, Walini, Tegalluar. Provinsi Jawa Barat akan memiliki zona-zona pertumbuhan baru di kawasan Karawang, Walini, dan Tegalluar. William mengatakan sektor properti pastinya paling sigap menangkap peluang tersebut.

Dia yakin dampak pertumbuhan ekonomi dari kehadiran kereta api cepat bukan semata-mata kalkulasi yang ada di atas kertas saja. Pengalaman dari Cina membuktikan kereta cepat turut berkontribusi pada perekonomian negeri tirai bambu tersebut. Studi Bank Dunia 2013 menunjukkan kehadiran kereta api cepat di Cina meningkatkan 59 persen potensi ekonomi dari kota-kota yang dihubungan oleh kereta api tersebut.

Fakta lainnya, kata William, setiap peningkatan 10 persen potensi ekonomi di kota-kota  yang dilalui kereta api cepat di Tiongkok akan memberi kontribusi terhadap peningkatan harga real estate sebesar 4,5 persen di kota-kota tersebut.

Dia mengatakan studi Bank Dunia di Cina juga membuktikan kereta cepat menciptakan integrasi ekonomi antar-kawasan yang dilalui, membuka lapangan kerja baru, dan menumbuhkan kawasan-kawasan ekonomi baru, hingga mengurangi beban ekonomi dan beban kependudukan di kota-kota besar di Cina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement