Sahal pun yakin kalau Abdurrahman Wahid alias Gus Dur masih hidup tidak akan berkomentar seperti Mahfud. "Kalo Gus Dur masih ada, pasti tak akan menghujat LGBT sbg 'menjijikkan dan membahayakan', meski GD tak setuju."
Meski terus diserang, guru besar Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta itu tetap santai dan tidak peduli dengan para pem-bully yang terus menyerangnya. Sejak dulu saya tak pernah takut di-bully. Track saja di semua medsos. Pem-bully hanya 0,01 % dibanding pendukung. Rasional saja," kata Mahfud.
Sahal melanjutkan argumennya yang sepertinya kesal dengan pendapat Mahfud. "LGBT itu fakta. Profesor mestinya melihat fakta secara ilmiah. Patokannya bukan sikap personal, tapi ilmu. Hujatan itu tak ilmiah blas, Prof."