REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jasa konseling Support Group and Resource Center on Sexuality Studies Universitas Indonesia (SGRC UI) mengklaim, kelompoknya bukanlah komunitas lesbian, gay, biseksus, dan transgender (LGBT). Ketua SGRC UI Prameswari Noor menegaskan, kelompoknya hanyalah komunitas belajar yang mengkaji topik-topik gender dan seksualitas.
Prameswari menjelaskan, kelompoknya mencoba memberikan jasa konseling bagi siapa pun yang ingin mencurahkan isi hatinya terkait seksualitas ataupun gender.
"Konseling kita tidak mendoktrin, tapi membantu mereka dalam proses menemukan solusi yang paling baik bagi dirinya sendiri dan sesuai hati nurani," kata mahasiswa Fakultas Psikolog UI angkatan 2012 ini melalui keterangan persnya, Jumat (22/1).
Ia mengatakan, SGRC dan UI juga selalu berhubungan baik meskipun terdapat larangan penggunaan nama dan makara UI pada komunitasnya. Karena itu, SGRC berupaya mengontak bagian kemahasiswaan UI. SGRC UI berniat melakukan pertemuan dengan pihak universitas demi meneruskan hubungan baik selama ini.
(Baca:Ini Klarifikasi SGRC-UI terkait Isu Penyebaran Homo-Lesbian di Kampus UI)
Dia juga menjelaskan alasan SGRC menggunakan nama dan makara UI. Pertama, SGRC UI merupakan komunitas yang dibangun secara otonom sama halnya dengan kelompok kajian lainnya. Kemudian, SGRC UI hanya kelompok belajar yang membahas isu gender dan seksualitas.
Karena itu, dia menegaskan penolakannya jika terdapat sejumlah pihak yang menyebut SGRC UI sebagai komunitas tempat mencari jodoh kelompok LGBT. “Kami menolak jika fokus kajian SGRC UI yang sangat luas dikerdilkan dengan menyebut SGRC UI sebagai komunitas LGBT,” kata Prameswari.
Selanjutnya, para pendiri dan anggota SGRC UI berasal dari unsur UI yang terdiri atas mahasiswa, alumni, dan dosen UI. Basis kelompok ini pun berada di UI dan ini yang membuat komunitasnya menggunakan nama dan logo UI.
(baca:Konseling Homo dan Lesbian Mahasiswa UI Hebohkan Media Sosial)