Ahad 17 Jan 2016 22:31 WIB

Dua Pekan dan Dua Jam Sebelum Teror Bom

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Damanhuri Zuhri
Suasana pasca ledakan bom di Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1).
Foto:
Petugas sedang melakukan penyerangan terhadap dugaan pelaku saat terjadinya ledakan bom di kawasan Sarinah, Jakarta,Kamis (14/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Karpet tidur berwarna ungu, bantal, rompi hitam, botol air mineral 1,5 liter yang masih tersisa hingga kardus kosong masih terlihat berserakan di lantai.

Di salah satu sudut ruangan juga tampak meja kayu yang di atasnya ada kipas angin dan Alquran berukuran kecil. Di depan kamar, celana pendek motif loreng dan dua kaos hitam tersampir di dinding pembatas.

Dwi (33 tahun) yang rumahnya persis di depan rumah Matsani juga sempat melihat salah satu dari mereka membeli makan di warung yang tak jauh dari rumahnya, Rabu (13/1) sore atau sehari sebelum aksi teror terjadi.

Dia juga mengaku sering melihat mereka keluar membeli makanan. Biasanya, Dwi melihat salah satu di antara mereka keluar dan balik membawa bungkus makanan.

Dia mengaku pernah melihat ketiganya. Tapi mereka tak pernah menegur atau menyapa. Dwi tahu, ketiganya merupakan penghuni kos dari Matsani. Gang-gang sempit di antara rumah-rumah penduduk memang tak menyisakan banyak ruang. Tapi sesama tetangga di kampung ini terlihat akrab.

“Mereka kalau berpapasan saja tak pernah nyapa, beli makan terus masuk, begitu setiap sore saya lihat. Terus hari terakhir (Rabu 13/1) sore, saya lihat balik nenteng air mineral sebotol,” ucap Dwi. “Tapi saya tak tahu dia siapa.”

Fatimah (45 tahun) adalah orang yang sempat bertegur sapa dengan Afif dua jam sebelum kejadian teror. Persis pukul 08.30 WIB, perempuan yang tak lain istri Matsani itu sempat disapa oleh salah satu teroris, Afif, saat menyapu lantai.

Ketika itu Afif duduk di bawah tangga sambil mengenakan sepatu. “Bu berangkat dulu,” ucap Fatimah menirukan Afif. “Ya saya bilang ‘iya hati-hati’,” katanya.

Afif saat itu sedang ditunggu Ali di depan rumah. Tapi Ali, meski kenal baik dengan Matsani dan Fatimah, tak menyapa. Fatimah ingat, saat itu Afif mengenakan jaket dan bertopi. Kurang lebih dua jam setelah dipamiti Afif, Fatimah mendengar ada bom di Thamrin, Jakarta.

Fatimah dan suaminya begitu kaget setelah malamnya kamar kos miliknya digeledah polisi. Dan saat itu dia baru menyadari bahwa kamarnya ditempati pelaku teror.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement