REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak ada negara mayoritas muslim di dunia yang mendukung kelompok radikal ISIS. Penelitian baru telah menunjukkan dari serangan teror terbaru di Indonesia.
Militan ISIS disebut mengaku bertanggung jawab atas serangan penembakan dan bom bunuh diri di Jakarta, Kamis (14/1). Ini adalah pertama kalinya ISIS menargetkan negara muslim terbesar di dunia. (Bisa Saja Pelaku Bom Sarinah Bukan ISIS).
Sebuah grafik dari Statista dilansir dari The Independent menunjukkan, hanya empat persen orang Indonesia yang menyatakan pandangan positif terhadap kelompok jihad, pandangan yang sama seperti di Arab Saudi.
Dukungan tertinggi, lebih dari seperlima terlihat di Suriah. Di sana ratusan ribu warga sipil hidup di sejumlah bagian negara yang dikendalikan oleh ISIS. Sementara lebih dari empat juta pengungsi telah meninggalkan negara tersebut.
Penelitian menunjukkan, Nigeria, Tunisia, dan Malaysia memiliki dukungan yang relatif luas. Sementara di Iran dan Lebanon nol persen.
Menanggapi penelitian yang dilakukan oleh pusat penelitian Pew, direktur Council for Arab-British Understanding (Caabu), Chris Doyle mengaku tidak heran dengan hasilnya. "Saya pikir itu menekankan bahwa ISIS dipandang sebagai ancaman bagi masyarakat di seluruh dunia Arab, muslim telah menjadi korban utama mereka seperti yang terjadi dengan (serangan) Alqaidah," katanya.
Ia mengatakan, sifat brutal pemerintahan ISIS, cara memperlakukan perempuan dan semua pemenggalan yang dilakukan tidak disenangi orang-orang. "(Responden) juga tahu dari tindakannya, ISIS mencoba untuk mengubah dunia non-Muslim terhadap mereka," kata Doyle.
Kamis, adalah pertama kalinya ISIS mengklaim serangan di Indonesia di mana pengeboman sebelumnya telah dikaitkan dengan afiliasi alqaidah yang disebut Jemaah Islamiyah. Di Indonesia, lebih dari 200 juta orang adalah Muslim.