REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Mahalnya harga ayam di Kabupaten Sleman membuat masyarakat mengalihkan belanja konsumsi hariannya ke komoditas ikan, khususnya nila. Hal ini juga diakui oleh Bendahara Kelompok Pembudidaya Ikan (KPI) Mina Kepis Burikan Sumberadi, Mlati, Suranto.
Menurutnya, omset penjualan ikan cukup meningkat pesat selama satu pekan ini. Walaupun sebenarnya peningkatan omset tersebut sudah terjadi sejak Desember 2015. "Iya ini ada pengaruhnya juga dari harga ayam yang naik. Makanya masyarakat beralih membeli ikan nila," ujar Suranto saat ditemui di kolam ikan kelompoknya, Jumat (15/1).
Berdasarkan data yang tercatat di KPI Mina Kepis, pada November 2015 omset penjualan ikan di kelompoknya mencapau Rp 171 juta. Lalu pada Desember 2015 menjadi Rp 268 juta. Sementara pada 2016, hingga tanggal 13 Januari omset penjualan ikan di KPI Mina Kespis mencapai Rp 114 juta.
Suranto mengatakan, kebanyakan pembeli berasal dari konsumen rumah tangga dan rumah makan. Baik dalam partai besar maupun kecil. Nila yang terjual dalam satu hari rata-rata sebanyak delapan ton. Harga ikan sendiri relatif stabil. Hingga saat ini nilai jual nila adalah Rp 26 ribu per Kg, Lele Rp 22 ribu per Kg, gurameh Rp 40 ribu per Kg. Sementara saat ini harga ayam potong mencapai Rp 38 ribu per Kg.
Bukan hanya karena faktor tingginya harga ayam, Suranto menjelaskan peningkatan penjualan ikan disebabkan oleh kebutuhan masyarakat sendiri yang cukup tinggi. Menurutnya, selama ini kebutuhan ikan di Sleman tidak pernah bisa dipenuhi oleh produk lokal. Bahkan tidak jarang, konsumen membeli ikan dari daerah lain. Namun begitu, Suranto menilai ketersediaan ikan ditempatnya masih aman.