Rabu 13 Jan 2016 15:26 WIB

Pengakuan Bekas Pimpinan Gafatar Soal Dokter Rica

Rep: Rizma Riyandi/ Red: achmad syalaby
Dokter Rica Trihandayani (kanan) bersama suami dan anaknya.
Foto: Path
Dokter Rica Trihandayani (kanan) bersama suami dan anaknya.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN - Mantan Ketua DPD Gafatar DIY, Yudhistira mengaku sempat bertemu dengan dr. Rica pada deklarasi di Sheraton 2012 lalu. Ia pun mengatakan mengenal tersangka penculikan dr. Rica, Eko Purnomo dan Veni Ori Nanda. 

"Tapi bukan dalam artian akrab. Cuma kenal sambil lalu. Intinya Gafatar Yogyakarta sudah tidak ada. Saya sudah tidak lagi sebagai Ketua Gafatar DIY," kata Yudhis, Rabu (13/1). Pria yang bergabung denga Gafatar sejak 2012 itu mengatakan ada sekitar seribu hingga dua ribu orang peserta yang tergabung dalam organisasinya.

Meski demikian,  data itu hanya berdasarkan formulir keikutsertaan dalam kegiatan-kegiatan sosial Gafatar. Ada pun kegiatan sosial yang selama ini diselenggarakan Gafatar berupa donor darah, bersih-bersih kampung, hingga kegiatan pendidikan seperti seminar dan belajar mengajar bahasa inggris.

Pria yang saat ini berprofesi sebagai advokat itu menegaskan, bekas organisasinya dulu itu tidak memiliki keterkaitan dengan agama dan haluan politik tertentu. Menurutnya Gafatar DIY banyak diikuti berbagai elemen masyarakat dengan agama yang berbeda-beda. Termasuk Katolik, Protestan, dan Konghucu.

Yudish menyampaikan, pengurus juga tidak pernah meminta agar anggota Gafatar tidak menjalankan ibadah tertentu. Pasalnya hal tersebut diserahkan pada pribadi masing-masing. "Kami tidak bisa melarang seseorang untuk beribadah," tuturnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement