Selasa 12 Jan 2016 15:07 WIB

Kemenristekdikti Tegaskan akan Terus Kawal Penelitian Warsito

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Winda Destiana Putri
 Warsito Taruno (kanan) menjelaskan peralatan medisnya kepada Menristekdikti Mohamad Nasir saat berkunjung ke CTECH Lab Edwar Technologi di Tangerang Selatan, Senin, (11/1).  (foto : MgROL_54)
Warsito Taruno (kanan) menjelaskan peralatan medisnya kepada Menristekdikti Mohamad Nasir saat berkunjung ke CTECH Lab Edwar Technologi di Tangerang Selatan, Senin, (11/1). (foto : MgROL_54)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menegaskan, akan terus mengawal penelitian-penelitian inovatif Indonesia.

Dalam hal ini termasuk mendampingi temuan Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) dan Electro Capacitive Cancer Treatment (ECCT) karya ilmuwan Warsito Purwo Taruno.

Menurut Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir, Indonesia memang harus menyediakan tempat kondusif bagi para inovator.

"Apalagi yang tergolong jenius di Indonesia," kata Nasir saat berkunjung ke CTECH Laboratorium Edwar Technology di Alam Sutera, Tangerang, Senin (11/1).

Selain itu, Nasir juga menerangkan, jumlah peneliti seperti Warsito tidak terlalu banyak. Oleh sebab itu, sudah selayaknya mereka mendapatkan tempat di nusantara ini. Dalam hal ini termasuk ilmuwan Warsito yang seharusnya dirangkul oleh negara.

"Peneliti seperti Warsito perlu dirangkul dan diajak bekerjasama. Bukannya dicurigai, diamputasi apalagi dihambat," ujar Mantan Rektor Universitas Diponegoro (Undip) ini.

Nasir juga menyatakan, pihaknya bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga telah memperkuat kolaborasi dalam memajukan teknologi kedokteran. Salah satunya, dia melanjutkan, terhadap pengembangan ECVT dan teknologi terapi kanker ECCT ini. 

Menristekdikti berharap Warsito terus didukung pihak-pihak terkait seperti para dokter dan rumah sakit. Dengan demikian diharapkan dapat menerapkan teknologi ECVT dan  ECCT melalui tahapan proses riset sesuai dengan ketentuan.

"Sambil menunggu selesai uji klinis fase tiga, alat terapi kanker ECCT ini dapat dijadikan complementary/alternative treatment terutama bagi para pejuang kanker yang gagal terapi, yang sudah tidak mempunyai harapan ataupun dikategorikan sebagai tindakan paliatif lainnya," jelas Nasir.

Sebelumnya, pada awal Desember 2015, Warsito dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bertemu dan membicarakan kelanjutan nota kesepakatan bersama tentang penelitian teknologi ECCT dan ECVT tersebut.

Salah satu kesepakatan yang diambil kedua belah pihak adalah Kemenkes akan melakukan review hasil penelitian yang telah dilakukan PT Edwar Technology hingga awal Januari 2016.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement