REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI -- Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulfikli Hasan mengatakan partainya tidak pernah mengusulkan apalagi menyodorkan kadernya menjadi calon menteri di kabinet Presiden Joko Widodo.
"Kader kami ada 7 juta orang dan pengurus ada ribuan, jadi siapa yang bilang bahwa PAN sudah menyiapkan kadernya untuk menjadi calon menteri," katanya di Sukabumi, Sabtu (9/1).
Menurutnya, jika ada yang mengatakan bahwa PAN sudah menyodorkan nama kadernya untuk menjadi calon menteri, semua itu tidak benar. Bahkan, ia menyebut hal itu bisa dikatakan offside karena dirinya yang merupakan ketua umum tidak pernah mencalonkan kadernya untuk menjadi menteri. Apalagi ada isu setelah PAN bergabung dengan koalisi pemerintah, partai ini meminta jatah menteri.
Ia menilai reshuffle tersebut merupakan hak penuh presiden, sehingga tidak ada pihak manapun yang bisa campur tangan. Tapi, menurutnya, memberikan masukan kepada presiden tetap harus dilakukan agar dalam merombak kabinetnya tidak salah pilih. Akan tetapi, ia menilai memberikan masukan bukan berarti sama dengan menyodorkan nama calon menteri.
"Sudah saya tegaskan sejak lama, isu reshuffle yang terus berkembang ini PAN tidak pernah menyodorkan nama menteri, apalagi meminta presiden untuk memasukan kadernya duduk di kabinet, walaupun partai kami ini sudah bergabung dengan koalisi pemerintah," kata Zulkifli.
Orang nomor satu di PAN ini, mengatakan ada isu dirinya akan diangkat menjadi menteri. Tetapi, Zulfikli membantah karena dirinya lebih nyaman duduk sebagai Ketua MPR yang statusnya sejajar dengan presiden."Jika diangkat menjadi menteri maka saya akan menjadi pembantu presiden, tapi saya tetap akan membantu presiden dalam menjalankan roda pemerintahan," katanya.