REPUBLIKA.CO.ID, KARIMUN --PT PLN Ranting Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau berjanji segera mengakhiri pemadaman bergilir yang memicu tindakan anarkis massa pada Jumat dinihari. "Saya berjanji akhir bulan ini tidak ada lagi pemadaman. Saya akan mempersiapkan mesin pembangkit tambahan. Kalau tidak terpenuhi, saya siap keluar dari Karimun," kata Kepala PT PLN Ranting Tanjung Balai Karimun, Dedi Januar di Tanjung Balai Karimun, Jumat (8/1).
(Baca Juga: Kesal Listrik Selalu Padam, PLN Karimum Didatangi Massa)
Dalam rapat dengar pendapat di Gedung DPRD Karimun Dedi Januar menjelaskan, mesin tambahan tersebut berkapasitas enam megawatt (MW) yang direlokasi dari Tanjunguban, Kabupaten Bintan. Dia mengharapkan tambahan daya sebesar enam MW tersebut dapat mengurangi defisit daya terutama saat mesin pembangkit di PLTU Tanjungsebatak dan PLTD Bukit Carok mengalami gangguan.
Dia juga berjanji akan melakukan pemadaman bergilir secara adil dan merata selama proses perbaikan pada mesin pembangkit yang mengalami kerusakan.
"Kami akan lakukan pemadaman secara teratur sampai mesin yang mengalami gangguan nomal kembali," kata dia.
Terkait amuk massa yang berunjuk rasa pada Jumat dinihari yang menimbulkan kerusakan parah pada Kantor PLN Ranting Tanjung Balai Karimun, dia mengatakan tidak akan melakukan tuntutan secara hukum kepada pihak-pihak yang melakukan tindakan anarkis tersebut.
Komitmen Dedi Januar tersebut dituangkan dalam surat pernyataan yang dia tandatangani disaksikan Ketua DPRD Karimun Muhammad Asyura dan beberapa pihak terkait.
Dalam pernyataan tersebut, dia juga menyatakan akan mengumumkan kepada masyarakat jika memberlakukan pemadaman bergilir, atau pemadaman mendadak ketika mesin pembangkit mengalami kerusakan atau gangguan.
Ketua DPRD Karimun Muhammad Asyura meminta kepada warga masyarakat untuk bersabar sampai mesin tambahan yang dijanjikan PLN beroperasi pada akhir bulan ini.
"Kami minta untuk bersabar. Kita tunggu komitmen Kepala PLN yang akan mendatangkan mesin pembangkit enam MW itu. Kami imbau agar tidak anarkis atau melawan hukum," kata dia.
Sebelumnya, ratusan warga berunjuk rasa dalam tiga gelombang pada Kamis malam hingga Jumat dinihari diwarnai aksi anarkis di Kantor PT PLN Ranting Tanjung Balai Karimun dan gardu PLTD Bukit Carok di Kecamatan Tebing.
Aksi massa berawal sekitar pukul 18.30 WIB, Kamis (7/1) ketika PLN mulai memberlakukan pemadaman bergilir di sejumlah kawasan di Pulau Karimun.
Kantor PT PLN Ranting Tanjung Balai Karimun rusak parah, kaca pintu dan jendela serta sejumlah peralatan rusak berserakan akibat aksi massa yang melempari kantor tersebut dengan batu dan benda-benda lainnya.