Jumat 08 Jan 2016 21:14 WIB

Penyesuaian Tarif Bakal ‘Terganjal’ Suku Cadang

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas SPBU mengisi bahan bakar jenis premium di salah satu SPBU di Jakarta, Rabu (23/12). (Antara/Hafidz Mubarak A.)
Petugas SPBU mengisi bahan bakar jenis premium di salah satu SPBU di Jakarta, Rabu (23/12). (Antara/Hafidz Mubarak A.)

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN—Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Semarang mengisyaratkan penurunan tarif angkutan umum bakal diberlakukan untuk armada yang berbahan bakar solar.

 

Hal ini untuk menyesuaikan kebijakan turunnya harga sejumlah bahan bakar minyak (BBM) seperti jenis premium dan solar yang diberlakukan efektif oleh Pemerintah per 5 Januari lalu.

 

Ketua Organda Kabupaten Semarang, Hadi Mustofa mengaku, sejauh ini ia belum mendapatkan pengumumuman resmi dari induk organisasinya terkait imbauan Menteri Perhubungan (Menhub) kepada angkutan umum untuk penyesuaian harga BBM.

 

“Jika harus menyesuaikan, paling hanya angkutan umum berbahan bakar solar,” ungkapnya, saat dikonfirmasi perihal imbauan Menhub, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jumat (8/1).

 

Menurutnya, untuk angkutan umum yang selama ini menggunakan BBM jenis solar, penurunan harga ini masih dapat dirasakan. Namun tidak demikian halnya dengan angkutan umum premium.

 

Karena selisih penurunan harga untuk premium ini hanya sedikit, Rp 350. Beda dengan harga solar yang selisih penurunan harganya jauh lebih banyak. “Saya kira kalau angkutan umum bensin (red; premium) kok tak banyak berpengaruh,” jelasnya.

 

Hadi juga mengharapkan, penurunan harga BBM ini bisa diikuti dengan turunnya harga suku cadang kendaraan bermotor untuk armada angkutan. Dengan demikian biaya operasional yang ditanggung pengusaha maupun awak angkutan juga bisa ditekan.

 

Jika harga suku cadang berbanding lurus dengan turunnya harga BBM ini tentunya tidak memberatkan pengusaha dan awak angkutan umum. Sebab selain harga BBM, harga suku cadang juga menjadi pertimbangan biaya operasional angkutan umum.

 

“Tapi kalau BBM turun diikuti turunnya tarif angkutan umum, sementara harga suku cadang tak berpengaruh sama saja biaya operasional tetap tinggi. Ini yang kadang menyulitkan pengusaha,” tegasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement