REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Polda Bali tak mau kecolongan adanya insiden di malam pergantian tahun baru. Karena itu pula, sebanyak 9.528 personel Polri dikerahkan mengamankan daerah wisata tersebut.
Kekuatan itu kata Kapolda Irjen Pol Sugeng Priyanto, terdiri dari unsur Polri yakni 8.384 personal, selebihnya unsur TNI dan pecalang atau polisi adat Bali. "Kita akan menempatkan mereka di supermarket-supermarket, kawasan perhotelan dan pusat-pusat keramaian menyambut malam pergantian tahun," kata Kapolda di Denpasar, Rabu (30/12).
Kapolda menyebutkan, rencana pengamanan malam pergantian tahun tidak terkait dengan adanya ancaman Kelompok Santoso yang akan menyerang lokasi-lokasi yang banyak orang asingnya. Karena kata Kapolda, pengamanan malam pergantian tahun adalah kegiatan rutin yang senantiasa menjadi perhatian Polri dalam memberikan pengamanan.
Menjawab pertanyaan wartawan terkait ancaman Kelompok Santoso terhadap Bali, Kapolda mengatakan, kelompok itu tidak menyatakan ancamannya secara langsung kepada Bali. Melainkan kata Kapolda, dalam SMS yang diterimanya dari Mabes Polri, yang menjadi target Santoso adalah para petinggi Polri, markas Polri, masjid-masjid Syiah, orang asing dan tempat-tempat berkumpulnya orang asing.
"Bali tidak disebut secara khusus, tetapi kami akan meningkatkan pengamanan, mengingat Bali adalah salah satu daerah tujuan wisata yang banyak dikunjungi warga asing," katanya. (Baca juga : Polda Bali Siapkan Operasi Antipreman).
Mulai 31 Desember, kata Kapolda, pihaknya akan menempatkan tenaga pengamanan di tempat-tempat yang dianggap rawan. Dengan demikian, diharapkan kegiatan malam pergantian tahun bisa berjalan dengan aman dan warga masyarakat merasa nyaman.