Selasa 29 Dec 2015 06:22 WIB

Identifikasi Korban KM Marina Terkendala Kurangnya Data Ante Mortem

Evakuasi jenazah korban tenggelam KM Marina.
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Evakuasi jenazah korban tenggelam KM Marina.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Tim Disaster Victim Identification (DVI) Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulawesi Selatan yang melakukan proses identifikasi jenazah membutuhkan waktu yang cukup lama karena kurangnya data ante mortem.

"Sebenarnya, proses identifikasi itu sangat cepat meskipun jenazahnya sudah hancur dan tidak utuh lagi. Yang jadi masalah kalau data ante mortemnya kurang," ujar Kepala Bidang Dokter Kesehatan (Dokkes) RS Bhayangkara Makassar, Kombes Pol dr Raden Harjuno, Senin (28/12).

Dia mengatakan, data ante mortem akan sangat membantu dalam mengidentifikasi jenazah yang sudah tidak utuh lagi. Data ante mortem merupakan data primer dan sekunder dari setiap orang yang didapat dari keluarga, ataupun dari instansi di mana korban pernah berhubungan dengan instansi tersebut semasa hidup.

Raden yang juga spesialisasi kelainan jiwa itu mencontohkan, pihak keluarga memberikan data fisik berupa salinan kartu kepala keluarga, umur, warna kulit, data gigi, ciri fisik, dan sebagainya.

Sedangkan data postmortem bisa didapat dari personal identification. Yaitu Pemeriksaan dokumen dan atribut korban. Misalnya kartu identitas (KTP, SIM, paspor, ijazah) dan sejenisnya yang kebetulan ditemukan dalam saku pakaian yang dikenakannya.

"Kita itu punya alat canggih seperti mambis, namun tetap saja harus dilengkapi data ante mortem dulu. Mambis ini terkoneksi dengan data kependudukan milik Kementerian Dalam Negeri," katanya.

Sebelumnya, satu jenazah terakhir yang ada di Posko DVI RS Bhayangkara Makassar itu berhasil diidentifikasi setelah data ante mortem didapatkan dari pihak RS Bhayangkara Sultra. Korban diketahui bernama Andi Sitti Raodah (17 tahun), warga Perumnas Lolongga Nomor 127, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara. Identifikasi ini berdasarkan hasil dental superimpose pada gigi post mortem berkesesuaian dengan foto ante mortem.

"Baru siang tadi kita dapat data ante mortemnya dari posko DVI Polda Sultra di Kolaka. Kemudian kami cocokkan, sehingga data diri cocok dengannya," katanya.

Dengan teridentifikasinya satu jenazah yang tersisa itu, total seluruh jenazah di Sulawesi Selatan yang berhasil diidentifikasi dan direkonsiliasi sebanyak 20 korban. Sedangkan sisanya di posko DVI Polda Sultra berhasil mengidentifikasi 46 orang korban lainnya. Total korban meninggal secara keseluruhan sebanyak 66 orang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement