Senin 28 Dec 2015 16:07 WIB

Ini Bahaya Pimpinan KPK dari Intelijen Menurut ICW

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Bayu Hermawan
Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Febri Hendri (kiri) bersama peneliti Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) Miko Ginting (kanan) memberikan pemaparannya saat melakukan diskusi bersama media di Kantor ICW, Jakarta, Rabu (2/9).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Febri Hendri (kiri) bersama peneliti Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) Miko Ginting (kanan) memberikan pemaparannya saat melakukan diskusi bersama media di Kantor ICW, Jakarta, Rabu (2/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Divisi Investigasi ICW Febri Hendri mengatakan, adanya pimpinan KPK dari Intelijen sangat berbahaya.

Sebab menurutnya, dunia intelijen merupakan dunia informasi, bagaimana mengelola informasi dan bagaimana menggunakan informasi untuk kepentingan intelijen.

"Itu yang dari intelijen, menurut kami berbahaya saja. Kita khawatir itu digunakan untuk kepentingan politik," kata Febri saat dihubungi Republika.co.id, Senin (28/12).

Febri menuturkan, KPK mempunyai informasi banyak dan sangat strategis terkait dengan pejabat tinggi negara. Informasi tersebut menurutnya, jika dimiliki oleh intelijen bisa berbahaya, karena bisa digunakan untuk memperkuat jaringan intelijennya.

"Siapa yang bisa mengontrol intelijen kita saat ini?" ucapnya.

Seperti diketahui, Staf Ahli Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Saut Situmorang, menjadi satu dari lima orang yang dipilih untuk menjadi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi. Saut memperoleh 37 suara dukungan dalam voting yang dilakukan Komisi III DPR pada Kamis (17/12).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement