Senin 28 Dec 2015 13:49 WIB

Sepanjang 2015, 22 Kantor Polisi Diserang dan Dirusak Massa

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Angga Indrawan
Petugas memeriksa lokasi penembakan Pos Polisi Singosaren Plaza, Solo, Jateng, Kamis (30/8) malam.
Foto: Antara/Andika Betha
Petugas memeriksa lokasi penembakan Pos Polisi Singosaren Plaza, Solo, Jateng, Kamis (30/8) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 22 kantor polisi dan fasilitas Polri lainnya diserang, dirusak, ditembaki, serta dibakar massa sepanjang 2015. Meski jumlahnya menurun, tingkat emosional massa terhadap polisi masih cukup tinggi di tahun ini.

Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, massa terlalu gampang terprovokasi untuk merusak, menembaki, dan membakar kantor polisi. IPW mencatat, peristiwa terakhir terjadi pada Ahad (27/12) malam malam. Polsek Sinak, Puncak, Papua diserang dengan tembakan. Tiga polisi tewas tertembak, satu luka, dan tujuh senjata dibawa kabur pelaku. Dengan adanya peristiwa ini, berarti ada 21 polisi tewas dan 75 luka.

"Di sepanjang 2015 ada 18 peristiwa penyerangan dan pembakaran, yang menyebabkan 21 fasilitas Polri rusak," ujarnya kepada Republika.co.id, Senin (28/12).

Peristiwa tersebut terjadi di 10 pos polisi, lima polsek, satu polres, tiga rumah, dua mobil, dan satu sepeda motor polisi. Dari jumlah itu delapan dibakar, 13 dirusak massa, dan satu ditembaki. Para pelakunya yakni lima warga, enam orang tak dikenal, dua Brimob, satu TNI, satu suporter bola, dan lainnya tiga orang.

Wilayah yang paling banyak kantor polisinya dirusak massa adalah Provinsi Sulawesi Selatan. Di wilayah ini ada lima pos polisi dibakar dan dirusak massa. Di Jakarta dan NTT masing masing ada tiga pos polisi dibakar dan dirusak massa. Di Papua ada dua kantor polisi dirusak. Di Gorontalo, rumah kapolda dan indekos polisi terbakar dilempar bom molotov. Sedangkan di Bengkulu, Jabar, Jogja, NTB, dan Jambi masing-masing satu fasilitas Polri dibakar dan dirusak massa.   

Baca juga: Papua Rawan Serangan terhadap Aparat Keamanan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement