REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pemerintah Kota Palembang melakukan normalisasi daerah aliran sungai dan sungai di beberapa kelurahan untuk mencegah banjir saat musim hujan.
Wali Kota Palembang Harnojoyo, Rabu, mengatakan, normalisasi sungai ini dipandang sebagai solusi paling tepat dalam menuntaskan persoalan banjir, karena komposisi kota yang 65 persen merupakan tanah rawa.
"Pemkot terus membersihkan sungai dan menggugah kesadaran warga untuk menjaga lingkungan sejak musim kemarau tahun ini, seperti diketahui warga yang bermukim di dekat sungai masih kurang peduli, sehingga masih perlu pemerintah turun tangan untuk menggerakan," kata dia.
Ia mengemukakan, saat ini sejumlah anak Sungai Musi mendangkal karena endapan tanah dan tumpukan sampah warga sehingga menjadi salah satu penyebab banjir di saat musim hujan. Bahkan, kondisi beberapa anak sungai di Kota Palembang tergolong parah karena banyak yang sudah menyempit diameternya.
"Dari 100 anak sungai di Palembang, saat ini tersisa hanya 60 anak sungai. Banyak yang menyempit dan mendangkal, seperti Sungai Buah di kawasan Pusri sebelumnya berkedalaman 3 meter, sekarang hanya 1,5 meter karena ada sedimentasi (endapan) dari sampah," kata dia.
Selain Sungai Buah, beberapa anak sungai lain juga mengalami persoalan serupa, seperti Sungai Bendung, Sungai Sekanak dan Sungai Aur.
"Kesadaran warga untuk membuang sampah pada tempatnya terbilang masih kurang. Sungai dianggap sebagai kotak sampah besar, jadi siapa pun bisa membuang sampah di sana, inilah persoalannya," ujar dia.
Kondisi ini semakin diperparah dengan kurangnya SDM Pemkot Palembang untuk mengangkut sampah di sungai.
Untuk itu, pemkot juga menggerakan komunitas peduli lingkungan yang tergabung dalam komunitas masyarakat sungai di beberapa lokasi aliran sungai.
"Terkait persoalan anak sungai ini, Pemkot Palembang menggulirkan kembali gerakan peduli sungai yang dilakukan setiap akhir pekan," kata dia.