REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan membangun Terminal 3 Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo mulai awal 2017 dan diharapkan bisa digunakan pada 2019.
"Pembangunannya bersamaan dengan landas pacu dua yang diharapkan pengoperasiannya sama dengan Terminal 3," ujar Kepala Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan Jawa Timur Jatim Wahid Wahyudi, Selasa (23/12).
Saat ini, pembangunan Terminal 3 Bandara Juanda ini masih dalam proses pematangan konsep dan mulai 2016 sudah masuk ke proses pematangan detail engineering design (DED), serta pembebasan lahan sekitar. Terminal ini, kata dia, posisinya berada di sebelah timur Terminal 1 dan di tengah-tengah landas pacu satu dan dua, yang kapasitasnya mencapai 70 ribu penumpang setiap tahun.
"Untuk pertama masih dibangun tahap pertama yang kapasitasnya 35 ribu penumpang, sedangkan landas pacu dua panjangnya mencapai 3.850 meter," ucap Penjabat Bupati Lamongan itu.
Pada proses pembangunannya, lanjut dia, juga membutuhkan reklamasi laut mencapai 2 ribu hektare lahan di pantai timur Sidoarjo, dan pembebasan lahan milik warga juga sebesar 2 ribu hektare sehingga totalnya mencapai 4 ribu hektare.
Selain itu, lokasi rencana pembangunan landas pacu saat ini juga terkendala adanya gardu listrik tegangan tinggi (sutet) sehingga harus dipindahkan dulu.
"Banyak perencanaan yang harus dimatangkan dengan pihak-pihak terkait. Tapi yang pasti, Gubernur Jatim Soekarwo minta pembangunan landas pacu dan terminal 3 bisa selesai 2019," katanya.
Tidak itu saja, karena sekitar 60 persen landas pacu dibangun di atas laut maka proses pengajuan perizinan dan legalitas harus menjadi yang paling utama, seperti pengurusan analisis dampak lingkungan (amdal).
"Yang jelas, kalau semua sudah selesai maka bandara termegah di Asia adalah Bandara Juanda, dan saya mendapat jaminan dari konsultannya bahwa ini melebihi Bandara Changi di Singapura," katanya.