REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) memasuki seksi II pembangunan. Salah satu kendala terbesar ruas tol tersebut berada pada detil kontur medan yang berbukit-bukit. Oleh karena itu, pada ruas tol akan cukup banyak jembatan panjang serta terowongan.
"Kita akan bangun dua terowongan dengan diameter 12,5 meter menggunakan teknologi New Austrian Tunneling Method (NATM), diperkirakan lama pekerjaan dilaksanakan selama 28 bulan," kata Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) Hediyanto W. Husaini di Sumedang, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (20/12).
Tol Cisumdawu seksi II akan dibangun sepanjang 17,05 kilometer (Km) dari total perencanaan pembangunan enam seksi. Rencananya akan dibangun tunnel atau terowongan sepanjang 472 meter yang menembus Bukit Cilengsar, Desa Rancakalong, Sumedang, Jawa Barat.
Pembangunan terowongan akan dimulai pada Maret 2016 dan akan menelan biaya sekitar Rp 800 miliar. Nilai tersebut hanya sekitar 10 persen dari biaya yang dibutuhkan bila memilih membelah bukit. Langkah ini akan meminimalisir jutaan meter kubik tanah yang harus dipindahkan.
Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu dengan panjang 61,675 Km membutuhkan biaya investasi Rp 14 triliun. Meski dengan perkiraan lalu lintas harian 20 ribuan kendaraan, namun karena tingginya biaya investasi sehingga pembangunannya memerlukan dukungan pemerintah.
Pembangunannya dibagi menjadi enam seksi, di mana seksi I Cileunyi-Rancakalong sepanjang 12 Km dan Seksi II Rancakalong-Sumedang 17,05 Km dikerjakan oleh pemerintah. "Saat ini, Kemenpupera tengah mengerjakan Seksi II pada fase I sepanjang 6,35 Km dengan progres konstruksi mencapai 72,8 persen dengan target selesai 2017," kata Hediyanto.