REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Harapan kepada pimpinan KPK yang baru dalam pemberantasan korupsi harus ditekankan pada pencegahan. Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Nasir Djamil menekankan pentingnya tindakan pencegahan dengan operasi senyap atau silent operation daripada membuat kegaduhan dengan penetapan tersangka atau penangkapan secara bombastis.
"Kerja pimpinan KPK baru harusnya difokuskan pada kerja pencegahan yang senyap, silent operation. Seperti air dalam tapi bisa menenggelamkan, bukan membuat gaduh di permukaan," katanya kepada Republika.co.id, Ahad (20/12).
Belajar pada pimpinan KPK sebelumnya, menurut dia, pimpinan KPK kedepan harus mengisi sejumlah kekurangan di tubuh KPK. Memastikan kualitas penyidikan dan penuntutan yang dilakukan. Sebab selama ini kualitas pengendalian penyidikan dan penuntutan di KPK terbukti menjadi sandera.
"Ada beberapa kasus yang tidak jelas. Kasus sudah lama berjalan, tapi orang yang ditersangkakan masih tersandera karena penetapannya dilakukan sejak lama," katanya. Pimpinan KPK yang baru juga harus menguatan supervisi dan monitoring terhadap kejaksaan dan kepolisian.
Monitoring dan supervisi dengan dua instansi ini penting agar tidak lagi terjadi diskriminasi penegakan hukum antara instansi pengakan hukum. Pimpinan KPK yang baru juga bukan lagi hanya beropini di media, yang hanya membuat gaduh publik.
Namun lebih baik ditekankan pada memberantas korupsi dengan pencegahan. Dan menurut dia, yang tidak kalah penting adalah pimpinan KPK yang baru seharusnya tidak lag mempermasalahkan revisi UU KPK. Karena revisi ini untuk memperkuat kelemahan kelemahan yang selama ini ada di tubuh KPK.