Sabtu 19 Dec 2015 15:38 WIB

Pengangkatan Setya Novanto akan Picu Gejolak di Partai Golkar

Rep: c25/ Red: Angga Indrawan
Politikus Golkar Setya Novanto (tengah) usai membacakan pidato pengunduran dirinya sebagai Ketua DPR pada sidang paripurna di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (18/12).(Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Politikus Golkar Setya Novanto (tengah) usai membacakan pidato pengunduran dirinya sebagai Ketua DPR pada sidang paripurna di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (18/12).(Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah mundur dari kursi Ketua DPR, Setya Novanto kini ditunjuk untuk menjadi Ketua Fraksi Golkar di DPR RI. Penunjukan ini diperkirakan akan memicu gejolak yang lebih banyak di Partai Golkar.

Direktur Eksekutif Populi Canter, Nico Harjanto, memperkirakan gejolak di Partai Golkar akan lebih banyak terjadi. Menurutnya, gejolak akan terjadi lantaran Partai Golkar masih memiliki sejumlah politisi yang memiliki idealisme tinggi untuk menjunjung tinggi nama Partai Golkar.

"Mereka tentu tidak mau dipimpin oleh orang yang secara etika sudah tidak pantas," kata Nico, Sabtu (19/12).

Ia menerangkan bahwa Setya Novanto telah terbukti melakukan pelanggaran etik dengan level berat, yang tentu membuat namanya menjadi cacat secara etika. Selain itu, Nico menuturkan sebagai seorang politikus Setya Novanto telah mengalami degradasi politik, dari Ketua DPR menjadi Ketua Fraksi.

Dengan sejumlah kondisi tersebut, Nico mengaku tidak akan heran kalau dengan berjalannya waktu, akan muncul banyak gejolak dari dalam Partai Golkar sendiri. Terlebih, partai berlambang pohon beringin yang merupakan pemenang kedua Pemilihan Umum, sudah terlebih dahulu memiliki dualisme kepemimpinan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement