Sabtu 19 Dec 2015 15:25 WIB

Kekurangan para Disabilitas Harus Diterima dengan Lapang

Rep: C13/ Red: Winda Destiana Putri
  Penyandang Disabilitas sedang dipasang kaki palsu saat peringatan Hari Disabilitas Internasional 2013 di Jakarta, Selasa (3/12).    (Republika/Tahta Aidilla)
Penyandang Disabilitas sedang dipasang kaki palsu saat peringatan Hari Disabilitas Internasional 2013 di Jakarta, Selasa (3/12). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (Ketum PPDI), Ghufroni Sakaril mengatakan, segala kekurangan yang dimiliki para disabilitas memang harus diterima dengan lapang dada.

Hal ini nasihat yang diberikan Ghufron jika terdapat penyandang disabiltas merasa kurang percaya diri maupun malu dengan kondisinya.

"Kita hanya cukup menerima dan menyukuri apa yang ada," ujar penyandang tuna daksa ini dalam Acara Peringatan Hari Disabilitas Internasional di Gedung A Kantor Kemendikbud, Jakarta, Sabtu (19/12).

Menurut dia, semua manusia memang harus berani mengambil risiko dalam hidupnya. Dalam hal ini, berani dalam menyikap cemoohan yang muncul dari orang-orang sekitar. Atau, berani dalam menghadapi orang-orang yang menyepelekan kemampuan para disabilitas yang dianggap kurang di mata manusia normal.

Dalam menjalani hidup, semua hal-hal tersebut jelas akan dirasakan. Bahkan manusia normal yang hidupnya sukses pernah mengalami kondisi ini di masa awal dalam merintis kesuksesannya.

"Di awal keberhasilan, semua pasti awalnya ditertawakan, dicemooh, dihalang-halangi dan sebagainya," kata Ghuforn.

Menyikapi hal ini, Ghufron berpendapat, orang-orang sepertinya memang hanya bisa menerima kondisi yang mereka miliki.

"Dengan membuktikan bahwa kita mampu," jelas Lulusan terbaik Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) ini.

Hal senada juga dikatakan orangtua anak penyandang disabilitas, Sri Dianti. Rasa malu dan kurang percaya diri harus dihilangkan dari anak maupun para orangtua. Sebagai manusia hanya bisa mensyukuri apa yang diberikan Sang Maha Kuasa. Hanya saja pemberian ini agak sedikit berbeda pada umumnya.

Di kehidupan, cemoohan maupun hinaan memang akan dirasakan anak-anak disabilitas oleh teman-temannya. Hal ini terutama terjadi pada usia 11 hingga 17 tahun. Menurut dia, masa-masa ini tidak akan lama dan anak akan mendapatkan perlakuan lebih baik setelah masa tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement