Sabtu 19 Dec 2015 13:40 WIB

Pengamat: Ical Lebih Peduli Kroni Dibanding Selamatkan Golkar

Rep: C25/ Red: Bayu Hermawan
(dari kiri) Ketua Populi Center Nico Harjanto, Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti, Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TePI)Jerry Sumampow, dan Manajer Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Apung Widadi saat menjadi pem
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
(dari kiri) Ketua Populi Center Nico Harjanto, Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti, Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TePI)Jerry Sumampow, dan Manajer Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Apung Widadi saat menjadi pem

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keputusan diangkatnya Setya Novanto menjadi Ketua Fraksi Partai Golkar, pascalengser dari jabatan Ketua DPR akibat kasus 'papa minta saham', menuai kontroversi.

Direktur Eksekutif Populi Center, Nico Harjanto menilai langkah Partai Golkar menunjuk Setya Novanto sebagai Ketua Fraksi di DPR, tidak terlepas dari keinginan Sang Ketua Umum, Aburizal Bakrie.

Menurutnya, langkah ARB menunjuk Setya Novanto mencerminkan perilaku berpolitik yang buruk, dengan menempatkan kepentingan kroni di atas partai.

"ARB tidak peduli dengan Gokar, ia lebih memilih selamatkan kroni daripada partai," katanya, Sabtu (19/12).

Ia menganggap Setya Novanto sendiri sudah cacat secara etik, serta masih terjerat hukum mengingat kasus permintaan saham masih berlanjut di Kejaksaan Agung.

Untuk posisi Ketua Fraksi Golkar di DPR, Nico berpendapat masih banyak politisi-politisi Partai Golkar yang berkualitas dan seharusnya bisa dipilih ARB untuk menempati posisi tersebut.

Terlebih, lanjut Nico, tiga kolega di DPR dari partai berlambang pohon beringin itu sendiri, sudah menyatakan kalau Setya Novanto melakukan pelanggaran berat.

Dengan begitu, ia merasa tidak ada alasan atau aspek apapun yang menjadi pertimbangan penunjukkan Setya Novanto sebagai Ketua Fraksi Golkar di DPR, selain kepentingan kroni ARB.

Sebelumnya, setelah mundur dari jabatan Ketua DPR RI terkait kasus pelanggaran etik yang dilakukan, Setya Novanto malah mendapatkan posisi sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar di DPR RI. Untuk penggantinya di posisi Ketua DPR RI, Golkar telah menunjuk Ade Komarudin, yang sebelumnya adalah Ketua Fraksi Golkar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement