Rabu 16 Dec 2015 09:59 WIB

KSAD: Rakyat Indonesia Ibu Kandung TNI

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Mulyono.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Mulyono.

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Mulyono mengatakan TNI adalah rakyat dan rakyat adalah TNI. Ia juga menegaskan rakyat Indonesia adalah ibu kandung TNI.

"Saya ingin mengingatkan kembali apa yang disampaikan oleh Presiden RI Joko Widodo dan Panglima Jenderal TNI Gotot Nurmantyo pada peringatan Hari TNI ke-70 pada 5 Oktober 2015 yakni Rakyat Indonesia adalah Ibu Kandung TNI," katanya dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kasddam XVI/Pattimura, Brigjen TNI. MB Taufik, di Ambon, Selasa (15/12).

Peringatan KSAD itu berkaitan dengan Peringatan Hari Juang Kartika Tahun 2015 yang digelar di Lapangan Merdeka Ambon. Menurut dia, TNI AD tidak hanya tentara yang lahir dan terbentuk dari rakyat pejuang, tetapi selalu dan akan terus berjuang bersama rakyat. Sejarah telah membuktikan bahwa selama 70 tahun masa pengabdiannya, TNI AD tidak dapat dilepaskan dari rakyat.

"Hari Juang Kartika yang kita peringati hari ini (Selasa), terkait erat dengan salah satu peristiwa bersejarah tentang kebersamaan nyata TNI AD dengan rakyat. Pada tanggal 15 Desember 1945, di Kota Ambarawa, Jawa Tengah, para pejuang pendahulu TNI AD bahu membahu bersama rakyat mempertahankan setiap jengkal tanah dari ancaman musuh yang ingin menjajah kembali bumi pertiwi," tegasnya.

Ia mengatakan, ketika itu, pasukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di bawah Pimpinan Kolonel Soedirman, sebagai Komando Divisi V Banyumas, berjuang bersama-sama rakyat untuk mengusir tentara sekutu keluar dari Ambarawa.

"Dengan persenjataan sederhana dan sarana seadanya namun disertai semangat juang yang tinggi, keuletan, keberanian, sikap rela berkorban dan pantang menyerah akhirnya mampu menghadapi pertempuran sengit itu, dengan hasil gemilang," kata KSAD.

Menurutnya, episode perjuangan yang kemudian dikenal dengan Palagan Ambarawa inilah yang kemudian ditetapkan sebagai tonggak Hari Juang Kartika. Palagan Ambarawa telah menjadi tonggak sejarah perjuangan TNI AD dalam melindungi keselamatan bangsa, menegakkan kedaulatan negara, serta menjaga keutuhan NKRI.

"Dari peristiwa heroik ini, kita mendapatkan teladan nyata dari para pahlawan bangsa tentang bagaimana menjalankan setiap panggilan tugas negara. Semangat juang seperti inilah yang selayaknya terus digelorakan dalam jiwa dan ditanamkan dalam hati sanubari setiap prajurit TNI AD," ujarnya.

Baca juga: Pemerintah Dinilai Inkonsisten Soal Swasembada Pangan

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement