REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Puluhan ribu hektare tanaman padi di Kabupaten Indramayu terancam mengalami banjir. Hal itu menyusul mundurnya musim tanam rendeng 2015/2016 akibat kemarau panjang selama 2015.
''Banjir memang menjadi ancaman yang harus diwaspadai petani di musim tanam rendeng ini,'' ujar Wakil Ketua KTNA Kabupaten Indramayu, Sutatang, Senin (14/12).
Sutatang memprediksi, dari areal pertanian seluas 116 ribu hektare, sebanyak 70 persen di antaranya, atau 81.200 hektare, baru akan tanam pada Januari 2016. Padahal, Januari - Februari biasanya merupakan puncak musim hujan sehingga tanaman padi yang baru ditanam akan terendam banjir.
Sutatang menyebutkan, dari luas areal yang terancam banjir tersebut, yang terparah ancaman banjirnya mencapai 30 ribu hektare. Luas areal 30 ribu hektare itu tersebar di sejumlah kecamatan.
Adapun kecamatan-kecamatan tersebut, yakni Kecamatan Krangkeng, Karangampel, Juntiyuat, Balongan, Indramayu, Pasekan, Sindang, Cantigi, Arahan, Lohbener, Losarang dan Kandanghaur. Selain rawan banjir, daerah-daerah itu juga biasa mengalami kekeringan di musim kemarau.
Sutatang menambahkan, areal pertanian yang sudah mulai melakukan tanam rendeng pada pertengahan Desember 2015 sekitar sepuluh persen. Dengan demikian, diperkirakan seluruh lahan baru selesai tanam pada Februari 2016 nanti.
Sutatang menyebutkan, daerah yang sudah memulai musim tanam di antaranya sebagian Kecamatan Patrol, Anjatan, dan Haurgeulis. Daerah-daerah tersebut mendapat pasokan air yang cukup dari Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, Firman Muntako, saat dikonfirmasi, membantah adanya ancaman banjir pada musim tanam rendeng 2016.
Firman menyatakan, berdasarkan prediksi BMKG, fenomena el nino akan berlangsung sampai Februari. Itu berarti, hingga Februari mendatang, curah hujan masih akan rendah sehingga tanaman padi bisa selamat dari ancaman banjir.
''Insya Allah aman,'' tegas Firman.
Firman menjelaskan, sudah mengimbau para petani untuk melakukan percepatan tanam di bulan Desember. Bahkan, disediakan insentif bagi petani yang melakukan percepatan tanam di bulan tersebut.
Firman mengungkapkan, hingga kini masih melakukan pendataan mengenai realisasi tanam rendeng 2015/2016. Namun, dari data sementara yang sudah masuk, realisasi tanam baru sekitar 3.000 hektare di Kecamatan Terisi, Kroya dan Gabuswetan.