Rabu 07 Aug 2019 05:05 WIB

Petani Indramayu Beralih Jadi Petambak Saat Kekeringan

Sawah petani dilanda kekeringan sehingga puso atau gagal panen.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Nur Aini
Petani berada di areal sawah miliknya yang kekeringan di Desa Pegagan, Kecamatan Terisi, Indramayu, Jawa Barat, Senin (15/7/2019).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Petani berada di areal sawah miliknya yang kekeringan di Desa Pegagan, Kecamatan Terisi, Indramayu, Jawa Barat, Senin (15/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Setiap musim kemarau, lahan persawahan di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, hampir selalu dilanda kekeringan. Posisinya yang berada di ujung layanan irigasi dari Waduk Jatiluhur maupun Bendung Rentang, membuat pasokan air kerap tak sampai.

Kondisi gagal panen (puso) pun menjadi cerita pahit yang harus ditelan oleh banyak petani di daerah tersebut. Modal yang telah mereka keluarkan, baik uang maupun tenaga, akhirnya terbuang sia-sia.

Baca Juga

Menghadapi kondisi tersebut, sejumlah petani akhirnya memilih untuk banting setir. Mereka melakukan alih fungsi lahan, dari yang semula areal persawahan menjadi areal tambak. Profesi petani yang telah mereka geluti sejak lama pun ditinggalkan. Mereka berubah menjadi petambak.

Hal itu salah satunya dilakukan oleh Amin (30 tahun), warga asli Kandanghaur. Sejak beberapa tahun terakhir, dia mengubah sawahnya menjadi tambak ikan. Selain hasil yang diperoleh cukup lumayan, usaha tambak juga lebih minim risiko dibandingkan tanaman padi.

‘’Awalnya saya budidaya ikan gurame di tambak. Sekarang selain gurame, saya juga budidaya ikan lele,’’ kata Amin, Selasa (6/8).

Amin menuturkan, modal yang dikeluarkan untuk membudidayakan sepetak tambak gurame berkisar antara Rp 11 juta - Rp 13 juta. Setelah memelihara dalam waktu sekitar sepuluh bulan, dia bisa mengantongi uang lebih dari Rp 25 juta.

‘’Dari sepetak tambak, saya biasanya dapat panen sekitar satu ton. Sekarang satu ton itu  harganya sekitar Rp 25 juta,’’ kata Amin. Bahkan, hasil yang diperolehnya kini meningkat hingga menjadi 1,7 ton.

Keuntungan yang cukup menggiurkan itulah yang membuat Amin semakin mantap menggeluti usaha budidaya tambak ikan. Apalagi, dalam proses pemeliharaannya, tidak dibutuhkan banyak tenaga. Dia hanya perlu memberikan pakan ikan sesuai kebutuhan dan tepat waktu.

‘’Paling butuh tenaga ekstra itu saat panen saja,’’ tutur Amin.

Amin mengungkapkan, keberadaan tambak telah ikut menggerakkan perekonomian warga setempat. Hal itu terutama saat pemillik tambak membutuhkan tenaga esktra untuk membantunya mengelola tambak.

Tak hanya budidaya ikan gurame, Amin juga mulai mengembangbiakkan ikan lele. Pasalnya, potensi pemasaran ikan lele cukup luas. Dia tidak kesulitan untuk menjual ikan lele yang dipanennya.

Amin menyebutkan, hasil panen ikan lele bisa mencapai sekitar tiga ton per petak. Sedangkan harga jual ikan lele saat ini di kisaran Rp 18 ribu per kilogram. Karena itu, dia mengaku mendapat keuntungan yang cukup besar.

Sama seperti ikan gurame, Amin pun tak memerlukan banyak tenaga maupun biaya untuk memeliharanya. Ikan lele dalam tambak, cukup diberikan makan sesuai kebutuhan dan tepat waktu.

Terpisah, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Kandanghaur, Waryono, mengungkapkan, sejumlah petani di wilayahnya memang ada yang mengalihkan lahan persawahannya menjadi lahan tambak. Hal itu di antaranya terjadi di Desa Karanganyar dan Desa Girang.

Selain mengalihkan lahannya, para petani lainnya juga banyak yang alih profesi. Hal itu terjadi akibat kekeringan yang selalu melanda wilayah Kecamatan Kandanghaur setiap musim kemarau.

‘’Apalagi tahun ini, kekeringannya parah,’’ kata Waryono.

Waryono menyebutkan, hingga saat ini, luas lahan sawah yang puso di Kecamatan Kandanghaur kurang lebih sudah 2.500 hektare. Tanaman padi itu tak bisa diselamatkan karena ketiadaan pasokan air.

‘’Petani ya jelas rugi besar. Modal habis, penghasilan tidak dapat,’’ tutur Waryono.

Apalagi, sebagian besar petani di wilayahnya tidak ikut asuransi pertanian. Untuk itu, dia berharap ada bantuan dari pemerintah untuk meringankan beban para petani yang lahannya mengalami kekeringan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement