Ahad 06 Dec 2015 09:23 WIB

Pemerintah Harus Percaya Diri Rebut Freeport untuk Rakyat

Rep: qomaria rostanti/ Red: Muhammad Subarkah
Ratusan pekerja tambang PT. Freeport Indonesia berkumpul di Mile 72 menunggu kepastian nasib rekan mereka yang tertimbun longsor di Terowongan Big Gossan, Tembagapura, Timika, Papua, Kamis (16/5).
Foto: Antara/Spedy Paereng
Ratusan pekerja tambang PT. Freeport Indonesia berkumpul di Mile 72 menunggu kepastian nasib rekan mereka yang tertimbun longsor di Terowongan Big Gossan, Tembagapura, Timika, Papua, Kamis (16/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah diminta penuh penuh kepercayaan diri merebut Freeport 100 persen untuk rakyat Indonesia. Pemerintah seperti halnya terjadi di Blok Mahakam yang kini dikuasai oleh anak bangsa, tidak perlu takut dengan eskalasi internasional untuk merebut kembali emas Papua 100 persen untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRi).

Sekretaris Jenderal Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Himpunan Masyarakat Peduli Indonesia (HMPI) Tri Joko Susilo mengatakan besaran korupsi APBN/APBD yang terjadi di bangsa Indonesia tidak ada apa-apanya di banding Freeport yang dengan tenangnya menjarah kekayaan alam bumi Papua. "Selain lebih besar, juga lebih mudah lepas dari hukum selama para mafia dan komprador berkomplot untuk kemudahan Freeport menggasah emas dari Papua," ujarnya, semalam.

Perampok dan juara korupsi internasional Freeport layak diseret ke pengadilan internasional karena telah membuat kerusakan alam besar di Papua. Ancaman disintegrasi bangsa adalah isu yang dibesar-besarkan dan tidak terbukti. Amerika Serikat (AS) masih kewalahan terkait perang di Timur Tengah. Lagi pula menurut dia mengelola tambang emas Freeport cukup mudah dan teknologinya sederhana.

HMPI menyerukan gerakan intifadhah sosial untuk merebut kembali Freeport 100 persen untuk rakyat Indonesia. Rakyat jangan mau dihadapkan oleh ribut iu-isu politik dan bangga dan 'tidur' dengan receh yang diberikan oleh Freeport. Intifadhah  adalah gerakan melawan walau seadanya seperti lempar kerikil di Palestina. Untuk Indonesia bisa dengan demonstrasi dan gerakan konsisten walau seadanya juga perlu digelar.  "Kita rebut Freeport dengan ruh jihad dan intifadhah sosial," kata Tri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement