REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Eka (34 tahun) merasa senang ada penyuluhan gizi gratis di kampungnya. Eka berharap kegiatan semacam ini dapat dia temukan lagi pada tahun berikutnya.
"Menurut saya acara ini bagus, semoga sering-sering saja," ujarnya saat ditemui sedang menunggu antrean di depan Musolah Ainu Yakin, Jalan Kebon Dua Ratus, Kampung Belakang, Kamal, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (3/12).
Ibu dua anak ini mengaku program penyuluhan gizi tersebut merupakan program pertama yang ada di Kampung Belakang. Eka juga berharap, bukan saja Palyja melainkan perusahaan -perusahaan lain juga dapat memberikan program-program semacam ini.
"Menurut saya, ini program bukan saja bermanfaat tapi juga memberikan mencerdaskan kepada para ibu di sini," ujarnya sambil menggendong si kecil yang masih berusia tujuh bulan.
Hal serupa juga dikatakan oleh Yanti (21) yang baru saja berkonsultasi dengan para dokter dari RS Premier Bintaro. Yanti mengaku senang ada program gratis yang bermanfaat bagi rakyat kecil di Kampung Belakang.
Yanti baru saja berkonsultsi tentang anaknya Ibas (3) yang susah makan. Yanti mendapatkan pengarahan dari dokter supaya bagaimana pun caranya anaknya itu harus mendapatkan asupan makanan setiap hari. Makanan yang juga dibarengi dengan serat dan juga sayuran.
"Anak saya suka jajan, tadi dokter bilang jangan diturutin, jajanan ini katanya yang membuat anak saya malas makan," ujar Yanti mengulang nasihat dari dokter.
Yanti juga mengatakan jika dokter memintanya untuk setiap hari memberikan minuman susu kepada anaknya. Dengan sedikit senyuman miris, Yanti mengaku jika setiap hari harus menyedukan susu untuk anaknya, Yanti merasa sedikit berat. Alasannya tentu saja karena ekonomi.