REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Masalah pencemaran yang terjadi di Sungai Citarum menjadi perhatian pihak Korea Environmental Industry and Technology Institute (KEITI). Sebagai tindaklanjutnya, pihak KEITI dari Korea Selatan ini menawarkan bantuan untuk menangani pencemaran di sungai tersebut.
Pertemuan antara pihak KEITI dengan jajaran Pemprov Jabar digelar di Gedung Sate, Selasa (1/12). Hadir Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, Asisten Daerah Kesejahteraan Rakyat Ahmad Hadadi, Kepala BPLHD Jabar Anang Sudarna, Kepala Diskimrum Jabar Bambang Riyanto, serta perwakilan dari Kabupaten Bandung.
Menurut Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, pihak KEITI menawarkan bantuan dalam menangani masalah limbah cair industri di kawasan Rancaekek, Selokan Jeruk, dan Majalaya, Kabupaten Bandung. Pola penanganannya melalui waste water treatment system dan pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 30-50 MW (solar-cell, fuel-cell, bio-gas).
Deddy mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi tawaran Korea ini. Pemprov Jabar, siap menindaklanjuti rencana penanganan selanjutnya. Dengan teratasinya masalah limbah industri ini, maka bisa menyelesaikan salah satu pencemaran Citarum. Yakni, dari mulai masalah pencemaran akibat sampah, limbah masyarakat (tinja), hingga sedimentasi.
Deddy pun, menginstruksikan BPLHD dan Diskimrum Jabar agar dapat mengintensifkan koordinasi dengan pemerintah daerah setempat. Terutama, Pemerintah Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, serta Sumedang.
“Ingin berhasil kan harus belajar dari ahlinya, dan di Korea sudah berpengalaman mengatasi hal yang sama," ujar Deddy kepada wartawan, Selasa (1/12).
Menurut Deddy, Ia sangat berterima kasih atas tawaran bantuan dari KEITI. Ia berharap, ikan-ikan nanti bisa kembali hidup di Citarum.