REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Badan Meteorologi Klimatilogi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat mencatat hujan es yang melanda wilayah Bogor terjadi akibat pengaruh awan konvektif yang cukup tinggi.
"Hujan hari ini dikategorikan ekstrim karena disertai petir dan angin kencang, juga hujan es yang terjadi karena awan konvektif yang tingginya mencapai 40.000 kaki atau 10 km ke atas, maka terjadi pendinginan sehingga membentuk butiran es," kata Kepala Stasiun Klimatologi, Dramaga, Deddy Sucahyono, Senin (30/11).
Berdasarkan informasi di lapangan hujan es sempat melanda wilayah Kota Bogor selama beberapa menit berlokasi di wilayah Yasmin, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Hujan es berupa butiran kecil terjadi sekitar pukul 15.30 WIB saat hujan melandar wilayah Bogor.
Deddy menyebutkan, pembentukan awan konvektif perlu diwaspadai karena, awan yang berbentuk kembang kol berwarna hitam dan menjulang tinggi memicu terjadinya hujan ekstrim disertai angin dan petir, bahkan es.
"Memasuki musim penghujan kali ini perlu diwaspadai adanya awan konvektif petanda akan ada hujan ekstrim," katanya.
(Baca: Hujan Es Landa Bogor Selama Lima Menit)
Menurutnya, awan konvektif dalam diwaspadai dengan memperhatikan tanda-tanda alam, apabila di siang hari terjadi panas yang cukup terik, lalu berubah secara tiba-tiba mendung pekat disertai awan cummulunimbus atau CB yang merupakan awan konvektif memicu terjadi hujan ekstrim.
Dikatakannya, Bogor sudah mulai memasuki awal musim penguhujan, namun belum merata, karena belum keseluruhan wilayah di Jawa Barat masuk musim penghujan atau sebagai masih mengalami kemarau, seperti Karawang, Indramayu, Cirebon dan sebagian di Subang.
"Kondisi ini menyebabkan massa udara belum semuanya basah. Sehingga yang hujan hanya di Jakarta, Puncak dan Bogor, sebagian kecil di Depok. Jadi hujan belum keseluruhan merata," katanya.