Jumat 27 Nov 2015 22:58 WIB

Pohon Trembesi Paling Kuat Serap Gas CO2

Pohon trembesi, ilustrasi
Pohon trembesi, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Pemilihan pohon trembesi untuk ditanam di jalur Merak-Banyuwangi sepanjang 1.350 kilometer yang digagas oleh Djarum Foundation melalui Djarum Trees for Life dinilai sangat tepat. Sebab Trembesi memiliki daya serap yang paling tinggi.

"Pohon-pohon tersebut nantinya diperkirakan akan dapat menyerap 1 juta ton gas CO2 setiap tahunnya," ujar Dr. Ir Endes N. Dahlan, dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB).

Endes memaparkan, trembesi merupakan jenis pohon yang memiliki daya serap yang sangat tinggi sehingga penanaman jenis ini dengan jumlah yang banyak merupakan terobosan yang sangat baik untuk mengatasi pemanasan global, perubahan iklim, dan iklim ekstrem serta puting beliung yang sangat mengancam kehidupan manusia.

Semua itu disebabkan akibat meningkatnya konsentrasi gas CO2 di udara sebagai hasil emisi dari penggunaaan pembakaran minyak dan gas oleh kendaraan bermotor dan industri.

“Trembesi dapat hidup di daerah kering atau yang tergenang air. Sebarannya di semua daerah tropika. Dapat hidup di daerah beriklim kering Savana dengan curah hujan kurang dari 2000 mm per tahun serta mampu hidup di daerah kurang subur, karena akarnya mengandung bibit akar dengan bakteri Rhizobium yang dapat mengikat nitrogen dari udara, sehingga tanah menjadi lebih subur,” papar Endes.

Cabang trembesi dikatakanya juga sangat kuat sehingga cocok untuk peneduh jalan. Daunnya berukuran kecil, sehingga kurang menimbulkan kesan kotor di jalan serta tidak menghasilkan zat allelopathyu yang memungkinkan tumbuhan jenis lain tumbuh di bawahnya.

Di samping itu buahnya agak manis dan sering dihinggapi lebah, biji dapat disangrai untuk camilan, daun dan akarnya berkhasiat obat, serta kayunya kuat dan motifnya bagus untuk furnitur.

Hingga saat ini Djarum Trees For Life berhasil menanam 36.763 pohon trembesi, di sepanjang 1.260 km jalur Pantura mulai dari Merak di Provinsi Banten hingga Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.

Pada 17 Desember 2015, kegiatan akan mencapai puncaknya di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement