Senin 23 Nov 2015 09:15 WIB

Mengupas Tuntas Peristiwa 10 November (Habis)

Pementasan drama kolosal Surabaya Membara sebagai peringatan Hari Pahlawan pada 10 November.
Foto:

Momentum

Dalam diskusi yang cukup gayen" di LKBN Antara Biro Jawa Timur itu, arek-arek Suroboyo dari kalangan akademisi, pers, seniman, santri, pelaku sejarah, dan sebagainya mengapresiasi diskusi kepahlawan Perum LKBN Antara di Surabaya.

"Ini diskusi yang sangat memprovokasi kita, karena itu LKBN Antara mempunyai tanggung jawab untuk mengawal Peristiwa 10 November menjadi sejarah sesungguhnya, bukan hanya dongeng," ujar seniman Sabrot D Malioboro.

Untuk itu, ia berharap LKBN Antara membukukan peristiwa bersejarah itu dari bukti-bukti yang didapat dari berbagai sumber, termasuk kliping media massa pada masa itu.

"Misalnya, terbunuhnya Jenderal Mallaby itu ada banyak versi, ada yang ditembak, ada yang dicekik, ada yang dibuang ke kali, dan sebagainya. Nah, Antara harus menelusuri bukti-bukti yang akurat agar hal itu tidak hanya menjadi dongeng," katanya.

Dukungan juga datang dari Ismet asal Batak yang juga mengaku sebagai "Arek Suroboyo". "Peristiwa 10 November 1945 itu merupakan peristiwa bonek atau bondo nekat untuk perjuangan menegakkan kemerdekaan," katanya.

Dalam konteks itu, ia menilai LKBN Antara melalui wartawannya bernama Wiwiek Hidajat memiliki peran yang sangat penting dalam peristiwa bersejarah itu. "Pak Wiwiek terlibat dalam melakukan provokasi kepada masyarakat untuk melawan Sekutu," katanya.

Menurut dia, provokasi itu tidak hanya dilakukan Wiwiek dengan memompa semangat masyarakat, namun juga menyebarkan pamflet-pamflet hingga menyemangati masyarakat untuk menjebol LP Kalisosok. "Penyebaran pamflet itu peran wartawan," katanya.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement