Senin 23 Nov 2015 08:33 WIB

Mengupas Tuntas Peristiwa 10 November (Bagian 2)

Pementasan drama kolosal Surabaya Membara sebagai peringatan 10 November.
Foto:

Pemerintah RI di Jakarta meminta pemerintah daerah, TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dan para pejuang di Surabaya untuk menerima dengan baik dan membantu kelancaran misi Inggris itu.

"Goodwill ini merupakan bagian dari langkah RI untuk mendapatkan pengakuan dari Sekutu, pemenang Perang Dunia II. Akhirnya, pimpinan tentara Inggris bertemu dua kali dengan pimpinan pemerintahan dan tentara Indonesia di Surabaya yakni 25 dan 26 Oktober," katanya.

Pertemuan berlangsung dalam suasana bersahabat, namun pihak Indonesia memperingatkan tidak boleh ada satu pun pihak Belanda membonceng pasukan Sekutu ini. Inggris menjamin hal itu tidak akan terjadi.

Namun, kelonggaran yang diberikan itu dimanfaatkan Inggris untuk melebarkan dislokasi pasukannya sampai di luar kesepakatan bersama, antara lain memperkuat posisi di tempat-tempat strategis seperti lapangan terbang Tanjung Perak, perusahaan listrik ANIEM, stasiun kereta api, kantor pos besar, dan stasiun radio di Simpang.

Tidak hanya itu, satuan intel brigade melakukan raid ke penjara Kalisosok untuk membebaskan seorang kolonel angkatan laut Belanda (yang ditangkap pemuda saat menjalankan tugas untuk Sekutu) serta perwira-perwira dan staf RAPWI (Rehabilitation of Allied Prisoner of War and Internees) yang ditahan di situ.

"Selain itu, Inggris juga mengacau di Nyamplungan, menangkapi sejumlah pemuda dan Ketua BKR setempat, serta menyerobot kantor Polisi RI Bubutan dan penjara Bubutan," katanya mengutip buku Menjadi TNI (biografi Himawan Soetanto).

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement