REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak produsen makanan yang menggunakan MSG sebagai penguat rasa. Zat ini mampu menyeimbangkan, menyatukan dan menyempurnakan cita rasa makanan.
"Namun di balik itu, mengandung banyak zat kimia yang dapat membahayakan kesehatan," ujar Agatha Virdhi Saputra. S.pd.
Dan pada kenyataanya banyak masyarakat yang kurang menyadari efek dari penggunaan zat ini. Itulah yang kemudian membuat Agatha fokus mengembangkan penyedap masakan berbahan jamur tanpa MSG.
Agatha yang merupakan wirausaha muda binaan Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda Dan Olahraga Republik Indonesia kini telah berhasil mengembangkan dan mempekerjakan puluhan karyawan.
Dalam kurun waktu satu tahun, dengan nilai investasi awal sebesar 35 juta rupiah, usahawan muda kelahiran Jember, 28 Agustus 1989 ini, kini telah memiliki aset berjalan tak kurang dari 113 juta rupiah, dengan omset per bulan rata-rata 19 – 25 juta rupiah.
Awalnya Agatha melihat peluang berbisnis di Jamur. Produk yang dikemas Agatha merupakan inovasi terbaru dari industri pasca panen jamur tiram.
“Selama ini jamur tiram hanya digunakan menjadi makanan siap saji. Melihat tren dunia yang sedang dalam pengembangan makanan sehat (healthy food), maka saya memutuskan membuat produk penyedap masakan dengan bahan baku jamur non MSG ini,” ceritanya.
Untuk memenuhi kebutuhan produksi, Agatha bekerjasama dengan para petani budi daya jamur. Para petani menjual hasil budi daya jamur tiramnya kepada Agatha dengan harga kompetitif.