REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Putri mantan Presiden Sukarno, Sukmawati Sukarnoputri menilai implementasi konsep revolusi mental Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mendekati konsep revolusi pada era Sukarno.
"Saya kira sudah sesuai revolusi Sukarno, revolusi itu kan menjebol dan membangun lagi. Yang tidak bener-bener sudah dijebol," kata Sukmawati di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Jumat (20/11).
Menurut Sukmawati, dengan konsep revolusi mental yang diterapkan Presiden Jokowi setidaknya sudah banyak yang berubah. Ia mencontohkan seperti pembentukan Satgas Mafia Migas sebagai upaya membersihkan korupsi di sektor migas.
"Mafia migas sekarang sudah banyak yang dibersihkan. Banyak perubahan yang revolusioner lainnya yang dilakukan presiden Jokowi dan kabinetnya," kata Sukmawati.
Hanya saja, menurut dia, presiden tetap harus mampu mengambil keputusan sendiri atas masukan-masukan di sekelilingnya.
"Saya kira musyawarah mufakat sangat penting. Karena itulah perlunya kabinet yang mendalami bidang masing-masing, tapi keputusan terakhir tetap ada pada presiden," kata Sukmawati.
Sukmawati menambahkan dalam revolusi mental Bangsa Indonesia juga seharusnya berdaulat dalam aspek ekonomi.
Dia menilai, konsep berdikari di atas kaki sendiri sesuai prinsip yang digaungkan Presiden Sukarno belum sepenuhnya berhasil diwujudkan dalam konteks pemerintahan saat ini.
Penilaian itu, menurut Sukmawati, didasarkan pada kondisi bangsa Indonesia yang hingga saat ini masih terbelenggu utang luar negeri. "Sayangnya kita masih terbelenggu oleh hutang yang besar yang dari generasi ke generasi wajib membayar," kata dia.