REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Ribuan ekor ayam buras di peternakan milik warga Dusun Blater, Desa Jimbaran, Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang ditemukan mati mendadak.
Kematian ayam ini sudah berlangsung dalam sepekan terakhir. Hingga saat ini jumlah ayam yang mati sudah mencapai sekitar 1.400 ekor.
"Belum tahu penyebabnya apa, tapi ayam saya yang mati lebih dari 1.400 ekor," ungkap Basari (45), pemilik peternakan ayam buras ini, Kamis (19/11).
Ia menuturkan, selama sepakan ini jumlah ayam yang mati berkisar 100 hingga 200 ekor ayam per hari. Akibat kematian mendadak ini, dikandang peternakannya hanya tersisa sekitar 200 ekor ayam.
Padahal mayoritas ayam yang dibesarkan tersebut kurang dua pekan lagi sudah siap dipanen. Sehingga kerugian yang dideritanya mencapai pukuhan juta rupiah.
Sebelumnya tidak ada tanda-tanda apalagi terserang penyakit. Namun ia sempat menduga kematian ini akibat pergantian cuaca.
Namun kasus kematian ternak ayam buras ini tak hanya terjadi di kandangnya. "Ayam di kandang tetangga juga banyak yang mati meski tak sebanyak miliknya," tambah Basari.
Ia juga menjelaskan, ayam yang mati ini memiliki tanda tanda dubur ayam berwarna merah, di bagian kepala pucat dan hidung mengeluarkan cairan secara terus menerus.
Sebelum mati, ayam ayam ini juga mengalami lumpuh. Menurut dokter hewan yang sempat didatangkan untuk memeriksa, ayam ini mati karena terserang virus.
Hanya saja jenis virus apa belum ada informasi lebih lanjut. "Jadi belum tahu akibat virus jenis apa," tambahnya.
Ia juga menjelaskan, sebagai langkah antisipasi agar kematian ayam ini tak meluas ia segera menimbun ayam yang telah mati.
Mulyadi (52) peternak lain juga mengklaim merugi hingga puluhan juta rupiah. Sebab harga ayam yang siap panen ini mencapai Rp 40 ribu per ekor.
Sementara jumlah ayamnya yang mati sudah mencapai lebih dari 300 ekor. "Belum lagi biaya pakan dan obat yang telah dikeluarkan selama ini," tegasnya.
Dia pun berharap, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang tanggap dan menangani kematian mendadak ayam di Desa Jimbaran ini.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Semarang Urip Triyogo mengaku hingga saat ini belum ada laporan terkait kematian ribuan ekor ayam ini.
Meskipun demikian, pihaknya segera berkoordinasi dengan tim terkait untuk turun ke lapangan.
Jumat (20/11) pagi pihaknya akan melakukan pemeriksaan di peternakan yang ada di Dusin Blater untuk mengetahui penyebab kematian ayam dalam jumlah besar ini.
"Disnakan Kabupaten Semarang bakal menindaklanjuti atas temuan tersebut," tegasnya.