Rabu 19 Jul 2017 16:30 WIB

Puluhan Ayam Mati Mendadak di Tasikmalaya

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Warga Kampung Cintamanah, Kota Tasikmalaya menunjukkan ayam yang mati mendadak, Rabu (19/7)
Foto: Rizky Suryarandika/Republika
Warga Kampung Cintamanah, Kota Tasikmalaya menunjukkan ayam yang mati mendadak, Rabu (19/7)

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kematian ayam secara mendadak menghebohkan warga RT 02, RW 06 Kampung Cintamanah, Kelurahan Singkup, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya. Tak tanggung-tanggung, kematian ayam mendadak mencapai puluhan ekor. Saat ini, sejumlah warga pun mengeluhkan bintik-bintik gatal di bagian tubuhnya.

Ketua RT setempat, Umar Ruhiyat (68) mengungkapkan kematian ayam terjadi sejak beberapa hari belakangan ini. Mulanya hanya satu dua ayam mati mendadak. Tapi, ayam miliknya pun ikut mati mendadak kemarin. Ia masih belum mendata total jumlah ayam yang mati karena terus terjadi setiap harinya.

"Khusus kalau kemarin kami bakar total 55 ayam yang mati mendadak, karena takut jadi penyakit ke warga. Kalau sekarang mungkin jumlahnya terus nambah saya belum hitung. Kematian ayam ini mendadak tak ada gejala apa-apa, tiba-tiba mati saja," katanya pada wartawan, Rabu (19/7).

Sebelum mati mendadak, ayam miliknya diberi makan dan berkelakuan biasa saja di malam harinya. Tetapi esok paginya, ia kaget ketika menemukan ayamnya di kandang dalam kondisi tak bernyawa. "Ayam saya mati dua ekor, mukanya biru ketika ditemukan mati," ujarnya.

Kematian ayam ini menimbulkan keresahan bagi masyarakat baik dari segi kesehatan dan ekonomi. Masyarakat khawatir kematian mendadak ayam ini berkaitan dengan penyakit flu burung. Selain itu, masyarakat pun mengalami kerugian karena ayam mati sebelum di jual.

"Masyarakat resah dan juga rugi, padahal harga ayam kan lagi lumayan mahal. Kami juga takut nular ke manusia. Harapannya pemerintah bisa mengecek kondisi ini karena kami tak bisa apa-apa paling cuma dibakar," ucapnya.

Salah seorang warga RT 02, Hamid mengatakan kejadian ini sebenarnya pernah terjadi sekitar tiga tahun lalu. Satu dari sepuluh ekor ayamnya pun terimbas kejadian mati mendadak saat ini. Senada dengan ayam milik Umar, ayam miliknya mati tanpa memunculkan pertanda lebih dahulu. "Pernah juga tiga tahun lalu ayam mati mendadak, kalau saya enggak begitu kaget, hanya resah saja," tuturnya.

Sementara itu, sejumlah warga mengalami bintik-bintik gatal baru-baru ini. Salah seorang di antaranya, Siti Rukoyah (70) mengatakan bintik di tubuhnya muncul sejak dua pekan lalu. Ia menyebut bintiknya menimbulkan rasa gatal, panas dan perih. Ia mengakui sempat melakukan kontak dengan ayam sebelum mengeluh sakit. "Sempat kontak juga dengan ayam kan saya kasih makan, eh tahunya sekarang banyak yang mati," ucapnya.

Bintik di tubuh Rokayah hanya terjadi di bagian kaki dan tangan. Berbeda halnya dengan yang dirasakan oleh Raliya. Bocah berusia lima tahun itu mengeluhkan bintik yang terjadi di nyaris semua bagian tubuh kecuali wajah. "Jadi enggak pandang bulu, nyerang yang muda dan yang tua juga," ujar Rukoyah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement