REPUBLIKA.CO.ID, ANTALYA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim G20 mengapresiasi kondisi Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim besar di dunia dengan kondisi yang relatif baik dan bertoleransi.
"Mereka sadar pentingnya Indonesia dengan penduduk muslim yang besar dengan situasi dan kondisi yang baik, ada tolerasi," kata Presiden Jokowi di Hotel IC Santai Antalya Turki, Ahad (15/11) malam.
Dalam pertemuan G20, Jokowi mengatakan, sebagai negara terbesar berpenduduk muslim, Indonesia mendorong adanya Islam yang modern, moderat, dan toleran.
Dalam kesempatan itu, Jokowi kembali menyampaikan Indonesia menyatakan duka mendalam terhadap rakyat Perancis dan mengutuk keras aksi kekerasan itu.
Sementara mengenai pertemuan dengan Presiden Cina, Xi Jin Ping, Jokowi mengatakan membahas tindak lanjut pertemuan sebelumnya. "Juga mengenai likuiditas 'support' dari Tiongkok, yaitu dengan adanya tambahan 20 miliar dolar AS," katanya.
Menurut Presiden, kedua pihak juga mengupayakan peningkatan investasi yang akan memberi tambahan kapital masuk di Indonesia. "Sekarang ini strategi investasi negara harus jelas, strategi 'employment' juga, semua harus dirancang dengan baik," katanya.
Menurut dia, investasi yang harus dikejar adalah pertama infrastruktur dan yang menyerap tenaga kerja karena 60 persen pengangguran lulusan SD, SMP, dan SMK.
"Infrastruktur dikejar karena ada sasaran jangka pendek yaitu penyediaan lapangan kerja, menengah yaitu mobilitas barang jasa lebih cepat dan jangka panjang yaitu distribusi yang lebih baik," katanya.
Menurut dia, strategi investasi bidang industri harus diarahkan agar Indonesia tidak sampai tergantung kepada impor. "Harus berbalik, barang yang diekspor minimal setengah jadi," kata Presiden Jokowi.