Sabtu 14 Nov 2015 16:35 WIB
Serangan Teror Paris

Serangan di Paris Menjadi Peringatan Bagi Indonesia

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Ilham
Polisi Paris mengamankan gedung konser Bataclan setelah aksi penembakan Jumat malam.
Polisi Paris mengamankan gedung konser Bataclan setelah aksi penembakan Jumat malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Lebih dari 100 orang tewas akibat pemboman dan penembakan di Paris. Belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas aksi terorisme ini. Namun, ada pihak yang menduga bahwa penyerangan ini terkait menyusul tewasnya John Jihadi, penjagal ISIS.

Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi I DPR, Sukamta mengatakan, sebaiknya semua pihak tidak terburu-buru menuduh kelompok tertentu sebelum dilakukan penyelidikan intensif. Politikus asal Daerah Istimewa Yogyakarta ini menambahkan, seandainya benar insiden ini dilakukan ISIS, sepertinya ini skenario untuk menciptakan konflik yang lebih besar.

Setelah Amerika, Rusia, dan Eropa terseret dalam konflik di Timur Tengah, maka tidak menutup kemungkinan negara-negara Asia seperti Indonesia juga akan ditarik untuk terlibat. Kalau benar itu terjadi, pola konflik akan membesar.

Insiden ini harus bisa menjadi peringatan bagi Indonesia agar lebih bersatu dan bersiap memberantas terorisme. "Kan bisa saja Indonesia dijadikan seperti Paris ini kalau kita tidak serius untuk mencegah terorisme," katanya dalam keterangan resmi, sabtu (14/11).

Hal tersebut menjadi tantangan bagi Indonesia sebagai negeri dengan jumlah Muslim terbesar. "Apakah kita hanya akan menjadi pelanduk dalam skenario konflik global ini," kata politikus dari PKS tersebut.

Sukamta mengecam tindak kekerasan di, termasuk meminta dunia bereaksi keras terhadap sumber yang memantik aksi terorisme, yaitu terorisme yang dilakukan Zionis Israel di Palestina yang telah menelan korban puluhan ribu jiwa.

"Tindak kekerasan seperti di Paris dan Palestina ini merupakan serangan terhadap kemanusiaan, oleh karena itu seluruh bangsa harus bersatu melawan aksi terorisme," kata jebolan Program Doktoral di University of Salford, Inggris ini.

Tak lupa, Sukamta juga menyampaikan rasa turut berbela sungkawa atas jatuhnya korban. Namun dia memastikan WNI di Paris dan sekitarnya aman. Berdasarkan informasi dari Kementerian Luar Negeri, tidak ada WNI yang jadi korban.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement