REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kasus pelecehan terhadap tiga siswi SMK di kantor DPRD Kota Bogor menarik simpati sejumlah aktivis di kota hujan. Sejumlah organisasi menyatakan akan mendampingi korban selama mediasi dan proses hukum yang berlaku.
"Sebagai perempuan, saya terpanggil untuk membela," kata Wakil Ketua Yayasan Budaya Hanjuang Bodas (YBHB) Kota Bogor, Ema Rachmawati, Jumat (13/11).
Ketua Barisan Pagar Bangsa di Bogor Tengah itu menyayangkan tindakan pelecehan verbal dan nonverbal yang dilakukan oleh Kasubag TU DPRD Kota Bogor berinisial SW. Apalagi, tiga siswi yang tengah magang tersebut berhijab dan bersikap santun.
Ia berkata, sebagian orang barangkali menganggap merangkul atau menyentuh paha adalah hal lumrah. Akan tetapi, hal itu tidak pantas dilakukan oleh orang yang bukan muhrim, apalagi di ranah profesional.
"Mereka niatnya menimba ilmu, belajar, berlatih bekerja. Tindakan itu tidak bagus untuk pendidikan anak," tuturnya.
Ema yang hari ini bertemu dengan RM (16 tahun), salah satu korban, menyatakan akan berada di pihak ketiga siswi itu. Namun, penyelidikan lebih lanjut juga perlu dilakukan.
Disampaikan Ema, dirinya mengenal pelaku secara pribadi dan menganggap kekhilafan tersebut sebagai karakter dasar SW. Menghindari masalah yang berlarut, Ema menganjurkan SW segera membuat permohonan maaf secara terbuka kepada ketiga siswi, pihak sekolah, dan instansi terkait.
"Tadi sudah ngobrol, sebenarnya anak-anak dan pihak keluarga mengharapkan itikad baik dari pelaku," kata ia.