Jumat 13 Nov 2015 11:38 WIB

KTNA Sumbar Minta Pemerintah tak Gelontorkan Beras Impor ke Pasar

Rep: Umi Nur Fadilah/ Red: Nidia Zuraya
  Pekerja melaukan bongkar muat karung berisi beras impor asal Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/11).  (Republika/Agung Supriyanto)
Pekerja melaukan bongkar muat karung berisi beras impor asal Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/11). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kontak Tani Nelayan Andalan Provinsi Sumatra Barat (KTNA Sumbar) berharap, pemerintah tidak menggelontorkan beras-beras impor ke pasaran. Sebab, diyakini beras impor dapat mempengaruhi harga beras para petani lokal.

"Kalau digelontorkan akan mempengaruhi harga pasar. Kan harga beras kita jadi anjlok," kata Ketua KTNA Sumbar, Oyon Syafei di Padang, Jumat (13/11).

Sebab, ia menjelaskan, dalam hukum pasar, kalau barang banyak maka harga turun. Sementara, jika barang langka, kemudian permintaan banyak, pasti harga naik.

Menurutnya, sepanjang pemerintah tidak melakukan hal tersebut, sah-sah saja impor beras yang dilakuakan. Sehingga, ia melanjutkan, KTNA akan mengawasi bagaimana pengelolaan beras impor itu.

Ia berpendapat, pemerintah mempunyai kewaspadaan melengkapi stok beras nasional. Sehingga, ujar Oyon, apabila terjadi kelangkaan, beras impor tersebut dapat berperan sebagai operasi pasar.

Namun, ia mengaku heran dengan keputusan pemerintah ini. Sebab, sebelumnya pemerintah berniat meningkatkan produksi pangan, namun justru khawatir dengan keberhasilannya program tersebut.

"Namun, jika berpikir di nasional, kita pastikan banyak yang gagal panen (karena El Nino). Itu mungkin penyebabnya (ada impor), mungkin daerah Timur yang terbatas berasnya," tuturnya.

Menurutnya, wajar saja jika banyak petani yang merasa sakit hati dengan keputusan pemerintah itu. Sebagai petani, Oyon mengatakan, pasti merasa menjadi pihak yang lebih pantas mencukupi kebutuhan beras nasional.

Oyon berpendapat, seharusnya pemerintah memberikan kesempatan kepada petani. Sebab, apabila harga beras naik, maka yang untung petani. Namun, apabila harga jualnya kecil, tentu petani berada dalam posisi yang tidak menguntungkan dan berarti kegagalan buat pemerintah. Sementara jika harga jual tinggi, berarti pemerintah berhasil meningkatkan perekonomian para petani.

"Mudah-mudahan (beras impor) tidak digelontorkan. Sama-sama kita kawal, kalau itu digelontorkan, baru petani bersuara," kata Oyon menambahkan.

 

Baca juga: Impor Belum Mampu Turunkan Harga Beras

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement