Fakta ketiga, keterangan saksi polisi menyatakan menemukan mayat Engeline saat dilakukan penggalian dengan kedalaman 10 sentimeter, artinya Margriet mengetahui adanya bau busuk dari tempat terkuburnya jenazah.

Fakta keempat, pada lokasi penguburan jenazah Engeline terlihat ada genangan air, padahal saat itu Bali dalam kondisi cuaca yang cerah, artinya ada seseorang yang dengan sengaja menyiram kuburan itu untuk menghilangkan bau yang menyengat itu.

Fakta kelima, terdakwa Agustay Hamdamay justru membela Engeline saat dimarahi ibu angkatnya Margriet Megawe dan pada 16 Mei 2015 sebelum Engeline dinyatakan menghilang saksi Susiani yang melihat korban menari-nari di sampingnya Agustay, artinya korban tidak takut dengan terdakwa dan adanya kedekatan.

"Artinya tidak ada pemerkosaan yang dilakukan oleh terdakwa Agustay," katanya.

(Baca: Agus Sering Dengar Engeline Menangis Histeris)

Fakta keenam, saat sebelum korban dinyatakan menghilang, Agustay melihat telinga dan hidungnya berdarah, sehingga bercerita kepada saksi Susiani dan mengatakan bahwa kasian melihat korban dipukul ibunya.

"Sangatlah tidak masuk akal Agustay membunuh Engeline keesokan harinya yang secara jelas membela korban," ujarnya.

Ia juga menambahkan, saksi Susiani sering mendengar teriakan korban saat dipukuli ibunya dan berteriak kesakitan. Selain itu, apabila memang benar Margriet sayang terhadap korban, sangatlah tidak pantas membiarkan seorang anak kecil berusia delapan tahun berjalan kaki menuju sekolah sejauh tiga kilometer dengan kondisi jalan yang sangat ramai kendaraan bermotor.

Ikuti Whatsapp Channel Republika